Perilaku Tak Masuk Akal di Era Digital
Lensa Media News-Kemajuan media serta teknologi yang sangat pesat dan cepat membuat manusia ingin terus unjuk diri. Tak jarang mereka ingin menampilkan kepada dunia tentang apa yang mereka miliki atau kuasai. Mulai dari membuat konten-konten untuk menghasilkan cuan, dengan muatan konten yang nir faedah hingga nir adab. Bahkan dengan cara-cara yang membahayakan jiwa hanya untuk mengejar eksistensi diri seperti konten gantung diri dan sebagainya.
Adapula orang-orang yang ingin menunjukkan gaya hidup mewahnya kepada orang lain untuk memberi kesan bahwa mereka mampu. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela menghabiskan banyak uang untuk membeli barang atau fasilitas mewah hanya untuk dipamerkan dan mendapat pengakuan, atau yang dikenal sebagai flexing. Supaya mereka diakui atau tidak dikeluarkan dari lingkaran pertemanannya.
Perilaku seperti ini menunjukkan perilaku yang rendah, yang muncul dari taraf berpikir yang rendah pula. Tak hanya satu atau dua kali muncul, bahkan hari ini sudah mulai menjamur. Budaya tersebut menunjukkan bahwa ada kesalahan cara pandang dalam kehidupan saat ini. Dan tentunya merupakan hasil dari sistem kehidupan yang diyakini masyarakat dalam seluruh aspeknya.
Ini bukti bahwa sistem hari ini yaitu kapitalisme-sekuler yang menuhankan materi serta memisahkan peran agama dalam kehidupan. Ia telah gagal menunjukkan kemuliaan manusia. Sesungguhnya manusia itu mulia karena memiliki akal, yang ditunjukkan dengan taraf berpikirnya. Bahkan fatalnya, negara saat ini telah gagal dalam melahirkan sosok individu yang berilmu tinggi. Maka selayaknya negara segera berbenah dan mencampakkan sistem kapitalisme-sekuler ini. Sri Wahyuni. [LM/IF/ry].