Pemuda Jangan Minder, Jangan Merasa Kecil, ini Kesempatanmu

Oleh: Farid Hamdun 

LenSa Media News-Peran pemuda bagi kemajuan masa depan sangat penting dan sangat dibutuhkan kontribusinya. Ahli sejarah menyampaikan pesan kepada para pemuda dengan mengutip surat Ar-Rum ayat 54, yang kemudian mengambil beberapa poin penting untuk disampaikan kepada para pemuda yang memiliki potensi luar biasa dibanding dengan yang sudah tua.

 

Allah swt berfirman :

 

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ

 

Artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa” (QS, Arrum: 54)

 

Dalam ayat ini Allah SWT. menyampaikan tiga fase kehidupan manusia secara umum, yaitu; fase lemah, kuat, lemah dan beruban.

1. Lemah ketika usia bayi

2. Kuat yaitu usia pemuda

3. Lemah dan beruban, jelas sebagai tanda usia tua.

 

Allah SWT. menginginkan yang namanya pemuda itu satu kata yaitu kuat. Itu kalimat Al-Qur’an pilihan Allah SWT. Maka tidak ada kamusnya kalau anak muda itu lemes, loyo, jelas tidak ada tempatnya kata tersebut. Anak muda seharusnya tidak gampang menyerah dan lemah. Karena cuma satu kata “kuat” yang Allah SWT. telah jelaskan para generasi muda ini adalah manusia yang kuat dalam segala hal.

 

Kenapa Allah SWT. Ciptakan Kuat di Usia Tengah itu?

Rasulullah saw yang menyampaikan “Saya ini ditolong dan dibela oleh para pemuda, dan saya di rendahkan, dihinakan oleh kalangan tua” 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika mentafsirkan kata pemuda “Fidyatun aamanuu birobbihim wajidnahum hudaa”  juga menyampaikan bahwa dakwah nabi di kelilingi anak-anak muda.

 

Itu artinya tolok ukur yang mudah adalah apakah posisi para pemuda yang berada dalam dakwah ini sudah lebih baik? Lalu, apakah generasi muda akan  hadir sebagai pejuang kebangkitan Islam? Dimana posisi pemuda pada saat kebangkitan Islam itu dimulai?

Maka bisa dilihat dimana ada generasi muda yang kuat, yang mereka mencintai kebaikan dan mencintai rumah Allah SWT. maka disitulah kebangkitan.

 

Sebab hal itu, merekalah (pemuda) yang mengitari dakwah Rasulullah Saw. saat  Nabi Saw. dihinakan, dijatuhkan oleh orang-orang tua. Kejadian ini sebenarnya sebagai teguran serta masukan buat para orang tua yang semestinya membimbing, mengayomi, memberikan pengalamannya kepada yang muda dan bukan malah menjatuhkannya.

 

Rasulullah Saw. dimusuhi oleh orang-orang tua Quraisy. Hampir semua mati kafir. Dan yang Allah SWT. selamatkan hanya Abu Sufyan ra. Sisanya mati kafir seperti orang tertingginya yaitu Walid bin Mughiroh. Kemudian turun sedikit pada sepupunya, yaitu; Abu Jahal dan Abu Lahab. Mereka itu level tinggi, orang-orang yang secara usia level tua, kemudian ada Umayyah bin Khalaf.

 

Kemudian yang terselamatkan adalah anak-anak mereka, seperti anaknya; Walid bin Mughiroh yaitu ; Khalid bin Walid yang menjadi panglima dengan keahlian luar biasa, tak ada duanya. Berikutnya anaknya Abu Jahal yaitu; Ikrimah bin Abi Jahal ra. Ia beriman dan menjadi mujahid.

 

Pelajaran pentingnya adalah ketika mau bertaubat jangan menunggu tua, karena biasanya mati kafir, karena tua itu susah. Mumpung masih muda segera taubat, segera hijrah, memeprbaiki kesalahan yang pernah diperbuat, serta berusaha menjadi lebih baik dan lebih taat dari sebelumnya.

 

Ulama tabiin Azzuhri rahimahullah jika beliau bertemu anak muda dizamannya ia memberikan nasihat “Hai anak-anak muda, kalian jangan merasa rendah, jangan merasa kecil, kalian tahu dulu? Umar bin Khatab ra. Kalah menghadapi masalah sulit ia tanyakan kepada anak – anak muda, mengumpulkan anak-anak muda yang pinter, alasannya karena, Umar bin Khatab ra. Berharap ketajaman akal mereka”

 

Ketajaman akal mereka adalah kelebihan anak muda. Ketika sebuah pengalaman tidak menyelesaikan masalah, maka tanyakan pada anak muda, karena mereka itu; kreatif, tajam otaknya dan tajam akalnya. Jadi yang tua sudah cukup, yang hanya menyanyikan kenangan, maka berharap ketajaman mereka (anak muda).

 

Maka semestinya kita jangan merasa minder dan merasa kecil, sebab kita ini makhluk istimewa. Terlebih lagi, sebagai pemuda yang berada pada fase kuat yang mana kekuatan itu kita gunakan pada ketaatan kepada Allah SWT.

(LM/SN)

Please follow and like us:

Tentang Penulis