Perselingkuhan Marak, Pernikahan Rusak
Lensa Media News-Perselingkuhan di Indonesia menduduki peringkat kedua terbanyak di Asia, sedangkan Thailand menduduki peringkat pertama. Hal ini diperoleh berdasarkan survei oleh aplikasi Just Dating.
Maraknya kasus perselingkuhan terjadi karena berbagai macam hal. Menurut World population review beberapa alasan umum orang berselingkuh diantaranya adalah ketidakpuasan dalam hubungan, mencari kesenangan atau sensasi baru yang tidak didapatkan dalam hubungan, masalah dalam diri sendiri seperti ketidakmampuan untuk mengendalikan keinginan atau dorongan seksual, kurangnya komitmen dalam sebuah hubungan, dan adanya beberapa masalah dalam hubungan.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa faktor ketertarikan fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang dominan. Maraknya kasus perselingkuhan ini menunjukkan rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan keluarga. Perselingkuhan menjadi suatu fenomena yang wajar dalam sistem sekuler – kapitalisme saat ini. Sebab tujuan hidup manusia dalam sistem ini adalah mencari manfaat dan kesenangan jasmani.
Bahkan rendahnya keimanan seseorang memunculkan pemikiran bahwa selingkuh menjadi sebuah pilihan dan sekaligus menjadi salah satu solusi persoalan. Hal ini membuktikan buruknya sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini. Selain itu, bebasnya sistem sosial dan media semakin memperparah cara pandang masyarakat dan menjauhkan masyarakat dari pemahaman Islam yang benar.
Sejatinya Islam memandang bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahkan pernikahan adalah perjanjian kuat dihadapan Allah SWT. Oleh sebab itu, pernikahan bukan hanya sekedar memuaskan keinginan dan meraih kesenangan semata. Namun, ada tujuan mulia yang harus diraih darinya. Dalam Islam, keberlangsungan pernikahan bukan hanya wajib dijaga oleh pasangan suami istri saja.
Namun, masyarakat hingga negara juga wajib ikut menjaga keberlangsungan ikatan pernikahan. Negara wajib menjaga ikatan pernikahan dan keluarga melalui berbagai macam aturan yang diterapkan dalam berbagai aspek seperti sistem sosial, sistem pendidikan, sistem ekonomi, bahkan juga sistem kesehatan dan yang lainnya. Annisa Nur Hanifah, S.Hum. [LM/Emma/ry].