Marak Geng Motor, Potret Buram Kehidupan Sekuler

Oleh: Mutiara Febrina Candra

(Aktivis Mahasiswi, DIY)

 

 

Lensamedianews.com– Sempat redam bak ditelan bumi, kasus geng motor kembali mencuat di berbagai daerah akhir-akhir ini. Maraknya kasus geng motor yang selalu membuat gaduh di jalanan memang selalu membuat waswas warga terutama para pekerja yang pulang larut malam. Hal tersebut dikarenakan para anggota geng motor selalu mencari mangsa tanpa melihat siapa korbannya. Seperti pada kasus pembacokan oleh geng motor yang terjadi di wilayah Cibinong Kabupaten Bogor pada Sabtu (11/2/2023).

Dikutip dari metro.sindonews.com Pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal. Kapolsek Cibinonong Kompol Adhimas Putra mengatakan peristiwa penyerangan itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari. Pasca kejadian korban diketahui tengah nongkrong bersama teman-temannya, lalu muncul rombongan anak muda bermotor yang melintas di depannya. Namun, tiba-tiba rombongan motor tersebut berbalik arah dan menyerang ke arah korban beserta teman-temannya. Alhasil, korban mengalami luka bacokan di bagian kepala dan punggung.

Korban langsung dibawa ke RSUD Cibinong dan langsung melapor ke pihak berwajib. Usai mendapat laporan Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus tersebut.

Sebelum mencuatnya kasus tersebut, sempat beredar pula rekaman CCTV yang memperlihatkan aksi kawanan geng motor yang menyerang salah satu apartemen di kawasan Jakarta Selatan tepat pada pukul 02.32 WIB. Di dalam video tersebut juga terlihat beberapa petugas keamanan sudah bersiaga menghalau rombongan geng motor tersebut. (sumber: www.rbg.id)

 

Rendahnya Keamanan Negara

Kasus-kasus tersebut menjadi cermin dalam gagalnya sistem pendidikan dalam mengarahkan kepribadian generasi dan mengekspresikan eksistensi dengan cara yang salah. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena sistem pendidikan yang mengadopsi dari sistem sekuler. Di mana dalam sistem tersebut kebebasan berekspresi digaung-gaungkan tanpa memedulikan baik atau buruknya. Alhasil banyak para pemuda yang mengekspresikan dirinya dengan hal-hal yang tidak wajar, namun selalu terlindungkan dengan adanya kebebasan “HAM”.

Selain itu, kasus-kasus geng motor yang kerap terjadi juga dikarenakan rendahnya jaminan keamanan oleh negara dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan warganya. Adanya kasus geng motor yang semakin marak ini seharusnya Negara dan para aparat keamanan bertindak tegas untuk mengatasinya. Dibentuknya aparat keamanan diharapkan mampu melindungi dan memberikan keamanan pada warganya, namun sekecil kasus geng motor saja gagal untuk diatasi.

 

Kedudukan Pemuda dalam Islam

Pemuda dalam Islam memiliki kedudukan dan peran yang penting. Kata ‘pemuda’ dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai sosok yang memiliki mental tangguh dan berani melawan kebatilan, seperti kisah Ashabul Kahfi yang menolak ajakan Raja Dikyanus untuk menyembah berhala. Dari kisah tersebut menegaskan bahwa pemuda selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan.
Dalam Islam pemuda dibina agar memiliki kepribadian Islam dan menjaga lingkungan. Islam juga menjadikan keamanan tanggung jawab Negara. Dalam asuhan Islam, pemuda tumbuh menjadi generasi terbaik, berkontribusi positif terhadap Negara. Sehingga pemuda akan disibukkan dengan hal-hal yang bermanfaat, dan tidak akan nada lagi kasus-kasus geng motor.

Sudah saatnya umat kembali pada sistem Islam. Di dalam Islam juga kasus geng motor akan ditindak tegas agar menjadikan efek jera dan tidak terulang lagi. Sudah saatnya umat kembali pada sistem Islam di mana sistem Islam adalah sistem yang mampu me-riayah rakyatnya. Sehingga keamanan negara sudah terjamin, karena sistem Islam peraturannya sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebagaimana sabda Nabi SAW : “Penegakkan satu hukum Allah lebih baik dari hujan selama empat puluh hari”. (As-Shahihah No. 231)
WallahuA’lamBis-Shawwab. [LM/UD]

Please follow and like us:

Tentang Penulis