Salah Kaprah Menyudutkan Ibu Pengajian Telantarkan Anak
Oleh: Neneng Sri Wahyuningsih
LensaMediaNews-Jagat media dihebohkan dengan beredarnya video Ibu Megawati Soekarno Putri yang menyatakan bahwa ibu-ibu sibuk pengajian sehingga menelantarkan anak dan menyebabkan mereka kekurangan gizi atau stunting.
Sontak pernyataan tersebut membuat gaduh di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya beliau tidak menyebutkan data yang menunjukkan bahwa kasus stunting yang sedang menghantui negeri ini, disebabkan karena ibu-ibu pengajian. Tidak pula memperlihatkan data terkait ibu-ibu pengajian menelantarkan anaknya. Lantas apa dasarnya mengeluarkan pernyataan seperti itu?
Senada dengan yang disampaikan oleh Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta Tri Wahyu bahwa tidak ada satu pun institusi baik BRIN, BPIP, Kementerian hingga level dinas yang mengeluarkan data jika ibu-ibu yang sibuk pengajian merupakan aktor penelantaran anak. Beliau menambahkan bisa saja materi stunting merupakan bagian dari materi kajiannya (22/2).
Mengaji atau mencari ilmu agama itu kewajiban bagi setiap muslim termasuk perempuan yang sudah berpredikat menjadi seorang ibu. Ilmu yang diperoleh dari pengajian tersebut bisa menjadi bekal mereka sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sebaliknya jika seorang ibu tidak aktif mengaji, lantas mau memberikan apa kepada anaknya?
Anak merupakan anugerah yang telah Allah titipkan kepada orang tuanya. Sehingga orang tua harus bertanggung jawab untuk menjaga, merawat, dan mendidiknya. Dalam menjalankan peran ini diperlukan ilmu, tidak bisa asal-asalan. Ilmu yang benar tentu berasal dari Sang Pencipta.
Pada dasarnya, Islam yang menjadi agama mayoritas penduduk di negeri ini tidak hanya membahas terkait shalat, puasa, zakat, dan berhaji saja tetapi juga membahas seluruh aspek yang ada dalam kehidupan manusia termasuk terkait mengurus dan mendidik anak-anaknya. Maka ibu yang gemar mengaji Islam kaffah akan paham bagaimana untuk selalu memberikan asupan yang terbaik bagi anaknya. Baik fisiknya yakni memberikan makanan yang halal dan toyyib serta asupan pemahaman yang baik bagi anaknya agar kelak mereka menjadi individu yang beriman, bertakwa dan pemimpin yang amanah.