Potret Buram Generasi Miskin Prestasi Minim Visi
Oleh: Santi Zainuddin
Lensa Media News – “Beri aku seribu orang tua,niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya, beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” (Bung Karno). Kutipan perkataan Bung Karno menggambarkan posisi pemuda sebagai generasi sangat berperan penting dalam kemajuan bangsa.
Sungguh miris potret generasi saat ini. Berbagai masalah terjadi silih berganti. Sebagaimana yang terjadi pada seorang remaja berinisial M tewas usai menghentikan paksa satu unit truk yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Padahal Pemerintah Desa Gunung Putri telah melakukan pengawasan agar tidak ada kejadian penghentian paksa truk oleh remaja dan anak-anak. Diduga, remaja tersebut menghadang dan menghentikan paksa truk untuk membuat konten. remaja yang terlibat biasanya berusia sekitar 12 hingga 15 tahun.
Aksi tawuran berdarah yang terjadi di Palembang kian masif, sempat mereda selama pandemi kini mulai marak lagi. Terakhir kasus tawuran di Palembang Minggu 15 Januari 2023. Satu orang dikabarkan tewas.
Tak hanya di Palembang, polisi juga mengamankan 72 remaja di Tanggerang yang hendak melakukan aksi tawuran di neglasari, kota Tanggerang pada minggu 15/01/2023.
Bukan hanya tawuran dan aksi nekat remaja, masih banyak lagi potret buram remaja saat ini, seperti kasus pembunuhan, seks bebas, narkoba, hamil diluar nikah,miras dan masih banyak lagi.
Generasi Tanpa Visi
Sungguh Miris melihat prilaku generasi saat ini yang minim visi, sibuk mengejar duniawi dan eksistensi serta harga diri bahkan untuk melanggengkan eksistensinya, mereka melakukan berbagai cara tak peduli dengan keselamatan nyawa mereka bahkan dengan mudahnya menghilangkan nyawa teman mereka sendiri tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Pemahaman agama tidak menjadi hal yang urgent dikejar dalam sistem ini, wajarlah banyak remaja yang kosong visi hidup, krisis jati diri bahkan ambruk secara moralitas . Mereka seakan tak memiliki benteng diri ketika dihadapkan pada konflik, sebaliknya mereka menjadi kaum ‘sumbu pendek’ mudah meluapkan emosi tanpa berfikir apakah tindakan tersebut membawa keburukan atau tidak.
Hal ini makin parah ketika negara tak punya visi penyelamat generasi. Sistem yang diterapkan justru menjadi salah satu pemicu munculnya generasi yang bingung dengan dirinya. Generasi yang kehilangan jati diri mereka. Kepribadian mereka rusak, bahkan nyaris tidak mengenal agama.
Proyek moderasi Islam serta berbagai program penanaman wawasan kebangsaan kepada generasi dengan dalih untuk menciptakan generasi yang cinta tanah air namun justru semakin menjauhkan Islam dari generasi muslim. Bahkan memunculkan situasi ketika agama hanya dijadikan bahan lelucon dan dipandang berbahaya.
Pemberdayaan Pemuda dalam Islam
Berbeda dengan Islam, Islam memandang remaja merupakan tonggak perubahan. Maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada pemudanya. Jika pemudanya baik, maka akan baiklah masa depan bangsa, jika pemudanya rusak, maka dipastikan kehancuran bangsa. Oleh karena itu masa depan suatu bangsa sangat tergantung kondisi pemudanya saat ini.
Kita lihat Kisah para pemuda sahabat Rasulullah seharusnya menjadi inspirasi pemuda disaat ini. Muhammad al-Fatih di usia 25 tahun mampu memimpin dan menaklukkan konstantinopel di Romawi Timur. Zaid bin Tsabit di usia 11 tahun setelah masuk Islam diberikan kepercayaan oleh Rasulullah Saw untuk menulis wahyu. Sa’ad bin Abi waqqash , masuk Islam ketika usia 17 tahun, ia memiliki keahlian dalam bidang kemiliteran. Demikianlah, para pemuda yang saat itu mampu membawah Islam dalam kejayaannya, yang seharusnya menjadi inspirasi pemuda saat ini.
Olehnya itu, patutlah pemuda harus mempunyai cita-cita dan visi yang tinggi, pengukur peradaban terbaik yakni menjadi pemimpin peradaban Islam. Membentuk diri sebagai pemuda yang berkepribadian Islam, yang nampak pada pendapat dan tingkah lakunya yang hanya sesuai bdengan syariat Islam. Pemuda yang senantiasa memperhatikan kondisi umat agar segera terbebas dari jeratan sekulerisme.
Tentunya untuk mewujudkan pemuda seperti ini membutuhkan peran negara yang sangat besar. Negara yang menerapkan aturan dalam sistem kehidupan agar keimanan dan ketakwaan para pemuda dan selurun masyarakat senantiasa terjaga. Dan hanya sistem Islam yang memiliki memiliki visi mulai atas pemuda dan memiliki metode yang jelas untuk menyelamatkan generasi. Wallahu ‘alam Bishawab. [LM, Ak]