Sungguh Malang Nasib Pengungsi Rohingya

 

Oleh : Leni Setiani

Aktivis Muslimah Karawang

 

LenSaMediaNews.com – Alangkah malang nasib etnis Rohingya, terombang ambing di tengah lautan tanpa ada tujuan. Hanya mengandalkan sebuah kapal kayu dengan harapan bisa membantu mereka selamat dari ancaman mematikan di wilayahnya.

 

Tidak ada satu pun negara yang mau menyambutnya untuk tinggal di daerahnya. Mereka harus menunggu sampai perahu itu terdampar di suatu tempat, barulah ada yang mau menampungnya atas dasar kemanusiaan seperti Indonesia.

 

Namun penderitaan tidak cukup sampai di situ. Hal berikutnya adalah saat mereka tiba di suatu negara lain, ada penolakan dari warga sekitar akan keberadaan mereka yang menurut warga mengganggu. Pencurian kelapa dan pelecehan terhadap wanita pun pernah terjadi. Sejumlah warga Aceh mengaku yang tinggal di Lhokseumawe mengatakan, mereka resah karena beberapa kali para pengungsi membuat ulah (bbc.com 28/12/2022).

 

Perwakilan UNHCR di Indonesia menekankan  bahwa pengungsi juga memiliki hak asasi manusia dan selayaknya bisa saling menolong. Indonesia sesungguhnya tidak memiliki kewajiban untuk menerima pengungsi yang masuk karena sampai saat ini belum meratifikasi Convention Relating to the Status of Refugees (Konvensi 1951) dan Protocol Relating to the Status of Refugees (Protokol 1967).

 

Anehnya PBB tidak mendorong negara lain untuk membantu pengungsi Rohingya. Atau bahkan memaksa dan menekan negara lain mengingat posisi PBB di dunia. Padahal bisa sekali PBB melakukan itu, tetapi pada faktanya itu tidak dilakukan.

 

Di sisi lain PBB tidak menekan pemerintah asal pengungsi rohingya, yaitu Myanmar untuk menyelesaikan konflik dalam negeri yang membuat warga muslim rohingya diusir dari negerinya sendiri. Peluang ini pun tidak dilakukan oleh PBB sehingga masalah tetap terjadi.

 

Inilah sikap hipokrit lembaga dunia yang mendiamkan jika hal itu menimpa seorang muslim. Apalagi justru mendorong adanya solusi pragmatis dengan menampung pengungsi dari Rohingya, sangat jelas ini bukan solusi. Mereka akan tetap terombang ambing di lautan dan bisa selamanya tidak akan pernah kembali lagi ke tempat asal mereka.

 

Sikap ini sekaligus menunjukkan bahwa solusi persoalan Rohingya tidak akan  terselesaikan secara tuntas. Solusi yang dilahirkan bukanlah solusi melainkan melahirkan masalah baru. Bahkan para pengungsi berbuat ulah pun itu disebabkan tidak adanya edukasi atau pembelajaran yang bisa menambah pengetahuan sehingga bisa menjadi manusia yang beradab.

 

Solusi Fundamental

Sesungguhnya masalah yang dialami muslim di seluruh penjuru dunia penyebabnya sama yaitu tidak diterapkannya hukum Allah. Satu-satunya hukum yang mampu membebaskan seluruh muslim yang kini tengah terjajah dengan menerapkan hukum Allah atau nama lainnya khilafah, imamah atau pun daulah Islam.

 

Mereka butuh tegaknya khilafah yang akan melindungi dan membela kaum muslim yang diusir dari tanah airnya sendiri. Dengan khilafah, seluruh muslim di dunia yang juga bernasib sama akan terlindung karena hukum yang diterapkan berasal dari Sang Maha Adil yaitu Allah SWT.

 

Allah itu Tuhannya para manusia, tumbuh-tumbuhan, dan alam semesta. Allah juga Tuhannya para orang dzolim, kafir dan munafik. Maka jika Allah Tuhan semuanya, dalam membuat hukum pastilah adil untuk semua makhluk di bumi ini. Maha Suci Allah dari sifat tidak adil.

 

Khilafah adalah sistem yang bersumber  dari Nash sahih yaitu Al-Qur’an dan As Sunnah dan sudah dicontoh oleh baginda Nabi. Selama 13 abad sistem ini diterapkan dan telah terbukti memberikan kesejahteraan baik muslim maupun kafir. Apakah masih enggan untuk beralih pada sistem ini? Mengapa tidak?

 

Wallahua’lam bishowwab.

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis