Definisi Cantik ala Body Builder, Memang Bener?

Oleh: Silah WD
Lensa Media News – Dilansir dari sport.detik.com (18/09/2022), Rusmini ‘Minie’ Sudjarwo, yakni sosok wanita 47 tahun yang telah bergelut di dunia body builder selama 11 tahun, mengaku di masa lalu pernah memiliki berat badan berlebih. Hal ini mengakibatkan perempuan tersebut sulit menemukan pakaian yang pas dengan tubuhnya. Pernah juga menjadi korban body shaming karena dirinya tidak memenuhi standar kecantikan di tengah masyarakat.
Wanita pemilik Six Pack Gym ini memutuskan terjun menjadi body builder saat melihat event khusus binaragawan yang pesertanya tidak hanya pria namun juga wanita. Dari situlah ia bertekad menjadi body builder wanita sejati. Berbagai ajang binaragawan telah diikutinya. Menjadi juri hingga guest pose pun ia lakoni hingga akhirnya memutuskan pensiun pada tahun 2019 lalu.
Walaupun telah pensiun, Minnie tetap memutuskan menjadi wanita kekar berotot hingga 90 tahun. Selama menggeluti profesinya ia tetap merasakan pro-kontra di tengah masyarakat. Stigma negatif masyarakat terus ada. Tidak memedulikan omongan sekitar, Minnie tetap kokoh dengan mendefinisikan cantik ala body builder. Body berotot dan perut six pack adalah cantik dalam benaknya. Apalagi jika kecantikan itu bisa dipamerkan dan mampu menggaet berbagai macam penghargaan, tentu sangat membanggakan.
Atas Hak Asasi Manusia
Zaman sekarang memang banyak hal tabu menjadi lumrah di tengah masyarakat, termasuk wanita berotot layaknya pria. Atas Hak Asasi Manusia (HAM) yang membebaskan manusia melakukan hal-hal yang diinginkan itu, baik laki-laki maupun perempuan terjebak pada konsep kesetaraan gender yang menipu. Konsep ini mengidamkan adanya kesetaraan penuh antara pria dan wanita untuk menikmati rangkaian lengkap hak-hak politik, ekonomi, sipil, sosial, dan budaya.
Ide ini juga merujuk pada situasi dimana tidak ada individu yang ditolak aksesnya atas hak-hak tersebut, atau hak-hak tersebut dirampas dari mereka karena jenis kelamin mereka. Nah, dari konsep kesetaraan gender inilah akhirnya membuat para wanita memiliki pemikiran keliru sehingga melupakan fitrah mereka sebagai wanita.
Dalam hal fisik, jelas berbeda jauh antara pria dan wanita. Kemampuan fisik wanita dan pria pada umumnya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Secara hormonal pria lebih berotot serta memiliki tulang dan kulit lebih keras dibandingkan wanita yang lebih lembut.
Namun pemikiran menyesatkan yang digaungkan Barat sukses mengacak-acak fitrah manusia dalam tatanan kehidupan. Wanita berbondong-bondong menyamai apa pun yang bisa dilakukan pria. Jika laki-laki bisa memiliki otot dan perut six pack, maka wanita pun bisa. Begitu seterusnya terjadi pada kasus-kasus lain.
Standar kebahagian yang menjadi patokan adalah kepuasan materi yang dinilai dari fisik. Menjadi apa saja, melakukan apa saja, asal bahagia maka tidak ada yang bisa mengganggu gugat. Mirisnya, negara mendukung dan mengabaikan tanggung jawab untuk membina rakyatnya. Karena jelas sistem yang diterapkan di penjuru dunia tidak terkecuali negeri ini adalah sistem kapitalime buatan manusia yang menyesatkan.
Kembali ke Sistem Islam
Tidak diterapkannya sistem Islam telah menghasilkan borok di berbagai lini kehidupan. Contohnya seperti kasus yang diulas di atas. Wanita melupakan fitrah mereka, memamerkan aurat karena merasa cantik berotot adalah kebahagian.
Padahal dalam Islam wanita begitu dimuliakan, sebab surga ada di telapak kakinya. Wanita adalah ibu peradaban yang punya tanggung jawab mendidik anak-anaknya agar generasi tumbuh dengan takwa. Begitu pun Islam telah menjaga kehormatannya dengan diwajibkan menutup aurat. Fisik bukanlah tolok ukur seseorang dipandang cantik atau istimewa. Islam memandang seseorang istimewa karena ketakwaannya. Sesuai Firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi, “…Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Dari ayat ini patutlah kita menjalankan dan meninggalkan apa saja yang telah Allah perintahkan. Semua itu hanya dapat kita miliki ketika kita mengkaji Islam. Paham bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin adalah kebenaran yang diridai oleh Allah. Ia dihadirkan oleh Allah sebab sesuai dengan kebutuhan manusia bahkan alam ini.
Kita pun jadi paham hukum-hukum Allah yang tentu akan memudahkan hidup kita di dunia. Maka mestinya Islam tak boleh hanya dipandang sebagai agama ritual. Namun lebih dari itu, dengan menerapkan sistem Islam secara sempurna dan membuang sistem kapitalisme adalah kebenaran yang harus di perjuangkan setiap individu, masyarakat, hingga negara.
Monitoring yang dilakukan masyarakat terhadap pelanggaran pun akan memperkecil problematika. Negara pun menjalankan perannya sesuai syariat Islam sehingga setiap manusia memiliki aturan yang jelas dalam menjalankan kehidupan.
Sesungguhnya Islam bagaikan bara api. Dibutuhkan keistikamahan dan pertolongan Allah untuk terus bergerak melakukan amar makruf nahi mungkar. Tidak kenal lelah memperjuangkan Islam hingga nafas kita berakhir.
Allahu a’lam bishshawab.
[LM/Ah]
Please follow and like us:

Tentang Penulis