Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Bukti Kegagalan Sistem Kapitalisme

Pengamat Keuangan Piter Abdullah menilai ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terjerat pinjaman dalam jaringan (pinjaman online/pinjol) untuk penjualan yang ternyata bodong karena tamak yang tidak memiliki kemampuan keuangan, dan tidak memiliki literasi pengetahuan mengenai masalah ini. Namun, ia mempertanyakan apakah kasus ini penipuan sehingga perlu diusut tuntas aparat hukum.(REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, 15 November 2022)

Penipuan yang dialami ratusan mahasiswa ini menunjukkan betapa mahasiswa terjerat pragmatis akut yang berorientasi pada materi, sehingga tidak berpikir jernih dan kritis. Materi mendominasi pikiran mereka sehingga lupa akan potensi mereka sebagai agent of change. Padahal mahasiswa itu berasal dari salah satu kampus terbaik. Kampus saat ini sepertinya lalai dalam mengarahkan fokus mahasiswanya ke arah tugas mereka seharusnya, yakni menuntut ilmu untuk kemaslahatan umat.

Ini bukti kegagalan sistem pendidikan kapitalistik di perguruan tinggi, yang mencetak mahasiswa yang berorientasi materi, sejalan dengan semangat enterpreuneur university, tanpa dibekali literasi keuangan dan ilmu tentang muamalah syar’i. Sistem pendidikan yang dikendalikan oleh sistem kapitalisme memang menanamkan paham sekularisme yang keliru, tanpa memprioritaskan perintah Allah swt. Mereka sepertinya lupa bahwa utang berbunga atau pinjaman uang berbunga adalah riba. Padahal riba haram. Allah berfirman dalam QS Al Baqarah ayat 275 yang artinya:

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”

Hal ini harus mendapat perhatian penting agar tidak terulang kembali. Kita harus kembali merenungi bahwa hal seperti ini disebabkan oleh sistem kapitalisme. Ini membuktikan kegagalan sistem kapitalisme, yang berasal dari akal manusia yang terbatas. Masalah silih berganti yang melanda negeri ini harus menjadi muhasabah bagi kita. Allah swt pasti murka karena manusia tidak mau menunaikan kewajiban dari Allah, seperti menjauhi riba dan menerapkan sistem Islam secara kaffah. Saatnya kita mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam kaffah yang berasal dari Allah swt, yang telah terbukti berhasil menyejahterakan umat, baik muslim maupun non muslim.

 

Meri Mulyani

 

[LM/nr]

 

Please follow and like us:

Tentang Penulis