Potret Buram Masyarakat Sekuler


Oleh: Carminih, SE.

 

 

Kematian satu keluarga kembali terjadi. Kasus ini menggemparkan masyarakat karena tidak diketahui tetangga sekitarnya. Melansir dari CNN Indonesia (13/11/22), satu keluarga yang terdiri dari 4 orang ditemukan tewas di dalam rumah mereka di Perumahan Citra Garden 1 Extension Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis (10/11/22).

 

Penemuan 4 jasad ini diawali dengan terciumnya bau busuk dari dalam rumah mereka oleh warga sekitar. Dari laporan warga, pihak RT kemudian lapor ke polisi. Karena pintu pagar dan rumah dalam keadaan terkunci, akhirnya polisi terpaksa membobolnya untuk menyelidiki laporan warga. Ternyata di dalam rumah ditemukan 4 orang telah meninggal dan dalam keadaan mengenaskan dengan posisi berbeda-beda.

 

Faktor kelaparan yang diduga menjadi penyebab kematian masih diragukan. Meskipun dari hasil pemeriksaan forensik didapatkan bahwa dari lambung para mayat tidak didapatkan asupan makan dan minum dalam waktu cukup lama, terbukti dari otot-ototnya yang sudah mengecil.

 

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, disampaikan bahwa keluarga korban bukanlah keluarga yang kekurangan dari sisi finansial. Jadi kecil kemungkinan jika korban meninggal karena kelaparan.

 

Pihak keluarga juga membenarkan jika antar mereka jarang berkomunikasi. Keterangan ini senada dengan warga sekitar yang mengatakan keluarga korban adalah keluarga tertutup dan jarang berkomunikasi dengan tetangga sekitarnya.

 

Fenomena kematian seseorang tanpa diketahui warga sekitar semakin banyak terjadi disekitar kita. Kecenderungan untuk hidup sendiri dan tidak bersosialisasi dengan tetangga akhir-akhir ini semakin banyak dijalani oleh masyarakat kita. Banyak orang yang semakin cuek dan terkesan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Ditambah tingginya beban hidup hari ini mendorong seseorang hanya berfokus pada kehidupannya sendiri dan tidak lagi terbangun empati pada lingkungan sekitarnya.

 

Kehidupan bertetangga yang cenderung individual, tidak ada kepedulian terhadap sesama, juga semakin terkikisnya rasa sosial kemanusiaan, merupakan cerminan dari cara pandang yang banyak dianut masyarakat sekarang ini. Sebab cara pandang seseorang pada kehidupan akan mempengaruhi kepribadian serta tingkah lakunya dalam menjalani kehidupan ini.

 

Sekularisme, kini telah menyusup masuk ke dalam benak sebagian besar masyarakat. Cara pandang ini, telah memisahkan aturan agama dari penyelenggaraan kehidupan. Menganggap bahwa setiap individu berhak bahagia dan sejahtera dengan aturan buatan mereka sendiri. Akhirnya membentuk masyarakat yang jauh dari agama dan miskin iman.

 

Sistem bertetangga dan bermasyarakat yang dihasilkan pun akan membawa ke arah bencana. Karena orientasi tujuan hidup hanya untuk kepentingan sendiri, maka perlahan tapi pasti, kehidupan seperti ini akan semakin mengikis hubungan sosial dan nilai humanisme. Masyarakat menjadi apatis dan tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitarnya.

 

Sejatinya, Islam hadir memberikan solusi terbaik. Islam tidak sekadar memandang masyarakat sebagai hubungan interaksi antar individu saja. Akan tetapi, masyarakat dalam Islam adalah sekumpulan individu dengan kesamaan pemikiran, perasaan, dan diikat oleh aturan yang sama. Sehingga interaksi antar individu akan selalu dikaitkan dengan syariat Islam dan dilakukan atas landasan keimanan kepada Allah Swt.

 

Dalam kehidupan bertetangga ada hak dan kewajiban yang harus dijalankan. Allah memerintahkan seorang hamba harus berbuat baik kepada tetangganya, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 36 yang artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah pada kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”

 

Rasulullah Saw, bersabda: “Malaikat Jibril menasehati saya untuk memperlakukan tetangga dengan baik sehingga saya mengira tetangga juga akan mendapatkan harta waris.” (HR. Bukhari)

 

Ayat Al-Qur’an dan hadis di atas mengandung perintah untuk berbuat baik kepada tetangga. Dan bahwa hal tersebut merupakan suatu hal yang harus kita lakukan sebagai umat muslim. Syariat Islam ini akan benar-benar hidup dan tidak redup, di bawah sistem pemerintahan Islam dengan berpijak pada akidah Islam. Sehingga terbangun cara pandang yang satu di tengah-tengah masyarakat. Bahwa mereka adalah satu kesatuan. Pada akhirnya akan menciptakan masyarakat yang saling peduli, saling kenal, dan tidak lagi didapati tetangga yang saling asing dengan tetangga lainnya.

Wallahu A’lam bish-shawwab

Please follow and like us:

Tentang Penulis