Lensa Media News-Pekerjaan menjadi masalah klise rezim saat ini. Terkhusus bagi masa depan generasi muda. Hal ini membuat pemerintah harus putar otak mengentaskan kemiskinan di kalangan muda yang akan mencapai bonus demografi. Salah satu alternatif solusi menurut mereka adalah mendukung pendidikan vokasi yang mencetak lulusan siap kerja. Namun pendidikan vokasi sejatinya hanya mencetak tenaga kerja teknis dan bukan ahli, yang tentunya standar gajinya yang mereka dapatkan tidaklah tinggi.
Selain itu pada faktanya, sejahtera tidak hanya ditentukan dari gaji saja, namun ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan. Jika kita kembali bicara beban biaya pendidikan dan kesehatan yang tinggi saja, maka sejahtera masih menjadi mimpi.
Janji manis pemerintah tentang kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) juga tidak akan membuat sejahtera, karena rezim berasas kapitalisme memiliki standar pengupahan yang memang tak memungkinkan hidup sejahtera. Ditambah dengan situasi ekonomi yang dalam ancaman resesi, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bisa jadi akan terelakkan lagi. Yang tentunya akan beresiko terhadap lulusan pendidikan vokasi. Beginilah jika mengandalkan sistem kapitalisme yang rusak lagi merusak. Tak ada solusi selain mengganti sistem tersebut.