BBM Naik : Sekarat di Negeri Kaya

Oleh : Jessy Tiara Putri

Lensa Media News – Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi mulai hari ini, Sabtu (3/9). Harga BBM jenis Pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter.

Lalu, harga solar naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Kemudian harga Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Presiden Jokowi mengaku, keputusan penyesuaian harga BBM bersubsidi adalah hal yang berat. Namun menurut dia apa daya, saat ini kondisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dirasa sudah tidak lagi mampu menanggung hal tersebut. Merdeka.com

Belakangan, Indonesia mengalami kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup mencekik semua kalangan terutama rakyat kecil. Pasalnya, kenaikan BBM memicu bahan pokok lainnya ikut naik juga. Mulai dari bahan sembako, hingga pakan hewan dan ternak pun ikut terkena imbasnya. Dalam hal ini bersamaan dengan pendapatan yang justru stagnan cenderung menurun. Inflasi yang berdampak dari Corona belumlah membaik, sekarang diperburuk dengan kenaikan BBM

Rasanya seperti sudah tidak asing lagi, ketika rezim hari ini berada di kubu asing. Membuka keran ekspor besar-besar, mulai dari sumber daya alam hingga sumber daya manusia. Padahal Ibu Pertiwi tak miskin dengan hasil buminya hingga generasi bangsanya. Hanya saja, pengurusnya hari ini tidaklah mampu mengelola dengan semestinya. Yang mana hasil bumi untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk segelintir korporat

Ini semua akan terus berlangsung selama sistem kapitalisme masih diemban negeri ini, pasalnya ideologi tersebut hanya akan melahirkan peraturan peraturan yang menguntungkan para oligarki, bukan rakyat. Sehingga pemerintah perannya sebagai regulator para pengusaha bukan pelayan umat. Lantas, kemana kah rakyat hendak mengadu? Sedangkan menyampaikan aspirasi pun alih-alih didengar malah asik merayakan ulang tahun ketua DPR kala itu. Sungguh miris sekali hidup tiada perisai seperti sekarang ini.

Menurutmu, hal ini terjadi karena apa sih? Apakah benar kenaikan BBM ini disebabkan oleh beban berat yang ditanggung APBN? Atau memang pada dasarnya tidak ada kemampuan dalam mengelolanya?

Dari sini bisa menimbulkan beragam sudut pandang. Dikarenakan kita adalah umat Islam, maka sudut pandang yang harus diambil adalah berdasarkan Al-Qur’an, As-sunah, Ijma’, dan Qiyas. Yang menghasilkan ketidakmampuan pemimpin dalam mengurus-urusan umatnya, jika bisa sudah semestinya rakyat tidak akan dikorbankan dalam situasi ini

Sebab perisainya umat Islam adalah sistem Islam. Karena hanya Sistem Islam yang dapat meriayah seluruh umat, yang mana hukum yang ditegakkan adil. Tidak seperti sekarang, tajam kebawah tumpul keatas.

Lalu, apa yang harus kita lakukan disituasi yang serba salah ini? Jalan terakhir dari semua kekacauan ini yaitu dengan Taubat Nasuha dan mengembalikan semuanya kepada Allah dengan menerapkan kembali Sistem Islam di seluruh muka bumi, sebab bumi ini adalah milik Allah bukan para korporat. Wallahu a’lam bishawab

[LM;Ak]

Please follow and like us:

Tentang Penulis