Panggung Negeri Demokrasi Dipenuhi Demonstrasi
Oleh. Rery Kurniawati Danu Iswanto (Praktisi Pendidikan)
Sejak pemerintahan menaikkan harga BBM pada tanggal 3 September 2022, berbagai aksi protes dilakukan oleh masyarakat. Aksi protes menolak kenaikan harga BBM terjadi baik melalui berbagai komentar di media massa maupun aksi nyata di lapangan. Masyarakat menyatakan kekecewaan pada kebijakan tersebut, karena apapun tujuan pemerintah menaikkan harga BBM, akan tetap berdampak pada peningkatan beban hidup masyarakat.
Gelombang demonstrasi di berbagai daerah pun terjadi. Seperti diberitakan dalam liputan6.com (8/9/22), sudah dua hari berturut-turut terjadi aksi demonstrasi. Pada hari Senin (5/9/22) demonstrasi dilakukan oleh kelompok mahasiswa. Ribuan mahasiswa menyatakan penolakan terhadap kebijakan kenaikan harga BBM. Sedangkan pada hari Selasa (6/9/22) giliran kelompok buruh yang menggelar aksi demonstrasi. Serikat buruh dan elemen masyarakat yang di antaranya terdiri dari buruh, petani, nelayan, dan organisasi perempuan, menuntut agar kenaikan harga Pertamax, Pertalite, dan Solar dibatalkan.
Mengingat hingga saat ini pemerintah belum juga memberikan respon seperti yang diharapkan para demonstran. Gelombang demonstrasi ini bukan tidak mungkin akan terus terjadi. Bahkan kericuhan dan aksi anarkis bisa mewarnai aksi-aksi demonstrasi.
Inilah potret negeri demokrasi yang dipenuhi aksi demonstrasi. Bak panggung sandiwara, para demonstran seakan hanya pemeran yang sedang menampilkan reka adegan. Sedang pihak yang didemo, tidak lebih sebagai penonton yang sedang menyaksikan para pemain beraksi di atas panggung. Pun demikian, pemerintah membiarkan saja gelombang demonstrasi ini terjadi. Para petinggi negeri bergeming di balik kegiatan rapat dan agenda kerja lainnya.
Negeri demokrasi seharusnya bukan hanya memberi panggung, para demonstran itu adalah rakyat yang sedang membutuhkan pelayanan negara. Tuntutan yang disampaikan para demonstran merupakan tuntutan yang juga ingin disampaikan masyarakat pada umumnya, yaitu penolakan kenaikan harga BBM. Menanggapi berbagai aksi demonstrasi di negeri ini, pemerintah harus mawas diri. Perlu dikaji lagi kebijakan-kebijakan yang sudah diambil. Jika pilihan membatalkan kebijakan tersebut ternyata lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat luas, kenapa tidak dilakukan? Seperti halnya dengan harga BBM, jika dengan harganya kembali diturunkan akan berdampak bagi kehidupan masyarakat, maka turunkan saja harganya.
Sayang, seakan jauh panggang dari api, meski berbagai aksi demonstrasi terus terjadi, tuntutannya tidak jua dipenuhi. Pemerintah begitu tidak berdaya mencari peluang menaikkan ekonomi, selain dengan cara mengalihkan subsidi dan menaikkan harga BBM.
Sudah seharusnya pemerintah jujur dan amanah dalam mengambil kebijakan tentang BBM ini. Jangan sampai kebijakan yang diambil justru merampas hak rakyat. Rasulullah Saw. bersabda sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Bukhori, “Hendaklah kalian selalu berusaha menjadi orang yang benar dan jujur, karena kejujuran akan melahirkan kebaikan (keuntungan-keuntungan). Dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke surga. Jika seseorang terus berusaha menjadi orang yang jujur, maka pasti tercatat oleh Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah dusta dan menipu, karena dusta itu akan melahirkan kejahatan dan kejahatan akan menunjukkan jalan ke neraka. Jika seseorang terus-menerus berdusta, maka akan dicatat oleh Allah sebagai orang yang selalu berdusta.”
Jika saja petinggi negeri ini mau berkaca, melihat dengan jujur akar masalah yang sebenarnya mendasari semua permasalahan dalam pengelolaan bahan bakar minyak dan gas. Sungguh, jika dipandang dari kacamata pengelolaan negara dengan aturan Islam, demonstrasi seperti ini tidak perlu terjadi. Hal ini karena kebutuhan masyarakat akan BBM dan juga kebutuhan pokok lainnya sudah terpenuhi. Berbagai sumber minyak bumi yang tersebar di seluruh Indonesia, akan diolah dan dikelola oleh negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kesemua sumber minyak bumi tersebut merupakan kepemilikan bersama seluruh masyarakat. Tidak ada orang per orang secara pribadi, pihak swasta, maupun asing yang boleh menguasainya. Maukah negara menerapkan aturan ini? Maukah masyarakat diatur dengan aturan ini? Aturan yang ditetapkan oleh Penguasa alam semesta, yang pasti membawa kebaikan bagi seluruh mahluk ciptaan-Nya. Tanpa terkecuali baik muslim maupun nonmuslim, baik golongan hewan maupun manusia, bahkan bagi alam semesta.
Begitulah seharusnya, maka kehidupan masyarakat akan aman, tentram, dan sejahtera. Negeri yang menerapkan aturan Tuhan, Allah Swt., akan menjadi negeri yang baldatun toyyibatun warabbun ghofur. Wallahu alam bishowwab. (LM/LN)