Pertamax Naik, Rakyat Semakin Tercekik
Tidak sebatas april mop, namun masyarakat harus menghadapi fakta nyata kenaikan harga BBM jenis Pertamax pada 1 April 2022 menjadi seharga Rp. 12.500 per liter. Tak hanya itu, kenaikan harga juga terjadi pada beberapa sektor lain, semisal harga minyak goreng dan sembako hingga PPN.
Alasan klasik kembali diungkapkan pemerintah, yakni disebabkan naiknya minyak mentah dunia yang berimbas pada kenaikan harga BBM nonsubsidi. Namun kritik keras diungkapkan ekonom senior Rizal Ramli, bahwa kenaikan harga tersebut membuktikan pemerintah tidak mampu mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia. Ditambah lagi, keberadaan Pertalite mulai sulit ditemukan sehingga mau tak mau masyarakat menggunakan Pertamax. Hal ini pastinya sangat membebani rakyat ekonomi menengah ke bawah.
Harga BBM yang terus menanjak naik ini membuktikan keburukan tata kelola dan politik energi rezim neoliberal yang ditopang sistem sekuler. Fungsi negara hanya sebagai regulator. Pengelolaan hajat hidup publik termasuk BBM diserahkan kepada mekanisme pasar. Pihak swasta dan asing yang mengelola sebagian besar ladang minyak bumi yang ada di negeri ini.
Dalam Islam, sumber daya alam yang jumlahnya besar, seperti minyak bumi, merupakan harta milik umum sebagaimana sabda Rasulullah saw., “ Kaum muslim bersekutu dalam tiga perkara: air, padang rumput, dan api.” (HR Abu Daud).
Negara Khilafah lah yang mengelola minyak bumi secara mandiri kemudian mendistribusikannya secara adil ke tengah masyarakat. Kepentingan umat dilindungi dan tidak mengambil keuntungan sepeser pun. Sekiranya negara mengambil keuntungan, maka hasilnya akan dikembalikan lagi ke masyarakat dalam berbagai bentuk.
Wallahu’alam .
Septiana Rosa br Ginting, S.Si, (Jakarta Timur)
[if/LM]