Tergerusnya Kewarasan di Sistem Kapitalisme
Allah menciptakan manusia berpasangan dan sesuai fitrahnya masing-masing dengan porsi yang tepat itu karena sudah ketentuan dan pastinya baik. Fitrah manusia dengan potensi nalurinya, pasti membutuhkan saling mengasihi dan menyayangi. Membutuhkan regenerasi, tuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik di kemudian masanya. Dan melalui rahim wanita, proses regenerasi itu pun terjadi. Begitu pun dengan naluri yang lainnya.
Melalui fitrah tersebut bukan berarti Allah mengkerdilkan atau mengucilkan wanita. Khususnya saat ada perintah, seperti menutup aurat dan menjaga iffah izzah nya. Wanita itu harus terjaga, raga dan batinnya. Sebab ia nantinya adalah Ummu warabatul bayt atau madrasah pertama seorang anak. Maka sudah pastilah harus berkualitas, demi kemajuan peradaban. Dan bagaimana kualitas seorang ibu itu dapat terjamin dan terwujud, tidak lain karena dukungan sistem yang kondusif. Inilah yang kemudian menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk menjaga dan mengkondisikannya.
Lain halnya dengan saat ini, dengan dalih emansipasi wanita. Mereka dieksploitasi raga, pikiran, tenaganya dengan berujung menjadi tulang punggung keluarga, dan mengikis kewarasan wanita sebab telah keluar dari fitrahnya.
Kita tidak akan menemui aturan yang memberikan ri’ayah seluruh umat di sistem hari ini. Itu hanyalah mimpi, berbeda dengan sistem Islam. Sebab dibuat oleh pencipta dunia ini, yaitu Allah Swt. Pastilah terdapat kebaikan dan kesejahteraan.
Jessy Tiara Putri
[if/LM]