Kaum Pelangi Tumbuh Subur dalam Sistem Demokrasi

Baru-baru ini jagat maya digemparkan dengan salah satu pasangan gay yang diundang di salah satu podcast publik figur ternama yang juga seorang youtuber.

Video podcast yang telah tayang tersebut sukses menjadi sorotan warganet dan mengundang pro kontra. Tak jarang pula didapati hujatan netizen terhadap DC sebagai pemilik podcast tersebut karena dianggap memberi ruang berekspresi bagi pelaku penyimpangan seksual.

Miris! Di negeri mayoritas muslim pelaku seks menyimpang ini justru diberi ruang ekspresi. Padahal, apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan fitrah manusia dan bertentangan dengan hukum Islam.

Tentu saja hal ini terjadi tidak lepas dari jaminan sistem kapitalisme demokrasi. Sedangkan sistem kapitalisme hampir diterapkan di seluruh dunia. Dengan dalih hak asasi manusia lantas meminta agar kaum pelangi ini diterima di tengah masyarakat. Bahkan beberapa negara seperti Jerman telah membuat UU untuk menjamin keberadaan kaum laknatullah ini.

Padahal jelas bahwa eksistensi kaum pelangi ini justru akan mengancam keberlangsungan hidup manusia, sebab tidak akan lahir keturunan dari pasangan g4y. Lebih parahnya perilaku penyimpangan seksual ini memicu munculnya penyakit seks menular seperti HIV/AIDS.

Eksistensi kaum pelangi ini tidak akan lepas dari keberadaan manusia selama sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalisme. Islam jelas melarang tegas perilaku penyimpangan seksual ini sebab Allah Swt. berfirman:

Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar melampaui batas.” (QS. Al-A’raaf :81)

Islam akan memberikan hukuman yang tegas bagi pelaku penyimpangan seksual agar memberi efek jera dan menjadi benteng agar tidak terulang kasus yang sama. Sebab keberadaan pelaku seks menyimpang ini dapat mengundang azab Allah Swt. sebagaimana pada kisah kaum Nabi Luth.

Wallahu’alam bi showab

 

Shafiyyah AL Khansa,

(Kebumen) 

 

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis