Mengakhiri Penderitaan Umat Islam di India

Oleh: Ummu Jemima

 

Lensa Media News – Siapa sangka Bollywood, negeri para insannya yang gemulai menari di layar kaca, ternyata menyimpan kisah kepedihan yang mendalam bagi umat Islam. Tentu kita sering menyaksikan berbagi penindasan berujung kekerasaan yang menimpa saudara kita di sana. setelah viralnya seorang muslimah yang dipukul, hanya karena menggunakan kerudung di kepalanya. Memori kita pun seolah kembali diingatkan bahwa saudara kita di sana mengalami penderitaan yang terus berulang.

 

Akar Kebencian

Dalam tulisannya yang dimuat di Violent Internal Conflicts in Asia Pacific, “Hindu-Muslim Conflict in India in a Historical Perspective”, Marc Gaborieau menjelaskan bahwa, penyebab konflik umat Islam di India sejatinya berakar dari konflik agama antara Islam dan Hindu. Konflik yang selalu tumbuh seiring dengan berjalannya sejarah bangsa tersebut dari masa ke masa. Dari awal orang Hindu India benci terhadap Islam dikarenakan invansi gelombang masuk Islam ke negara tersebut, walaupun mereka menyebutnya sebagai ekspansi, namun berbeda dengan imperialisme ala penjajahan, ekspansi di sini sebagai bentuk dakwah secara damai. Tepat di abad 8 penaklukan masa kekhilafahan bani Umayah cahaya Islam masuk ke wilayah Asia Selatan, tak terkecuali bagian India.

Masuknya Islam melalui perdagangan, hingga munculnya kerajaan-kerajaan Islam pada saat itu. Dalam perkembangannya Islam diterima dengan mudah karena, masuknya Islam ke India adalah “angin segar” bagi mereka yang selama itu tertindas kasta. Fakta bahwa umat Islam memilik sistem sosial yang dapat disesuaikan dengan sistem kasta umat Hindu. Dalam Islam ketika seseorang menjadi muslim maka kedudukannya sama di sisi Allah, prinsip inilah yang menjadi daya tarik, besarnya pengaruh Islam di India membuat orang India berbondong-bondong masuk Islam.

Dalam perkembangannya dakwah Islam semakin kuat dan meluas, kemudian eksistensi Islam semakin mendekati jumlah populasi umat hindu, keberadaan seperti ini mengancam umat Hindu, akhirnya menciptakan konflik. Selain itu konflik yang paling banyak mencetuskan kerusuhan di era kolonialisme Inggris adalah soal ritual agama. G.R. Thursby dalam Hindu-Muslim Relations in British India memaparkan di masa itu mayoritas orang Muslim dan Hindu tinggal berdampingan, namun kenyataannya tidaklah baik secara sosial. Benih kebencian umat Hindu semakin meluas ketika muncul benturan tradisi dan keyakinan yang mencolok, seperti mendewakan sapi yang dianggap suci, sedangkan dalam Islam sapi adalah binatang yang dagingnya halal disembelih.

Dalam rentetan sejarahnya perkembangan umat Islam India mengalami genosida yang signifikan, adanya amandemen UU kewarganegaraan yang kental nuansa anti Islam. Di mana umat Islam pendatang apakah dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan tidak bisa menjadi warga negara India dikarenakan agama nya. Walaupun mereka secara histori sudah lama tinggal di india. Tentu saja hal ini menimbulkan gelombang penolakan yang berujung kekerasaan.

Sayangnya setiap aksi kekerasan yang menimpa umat Islam selalu terulang tanpa adanya keadilan di mata hukum, atau setiap kebijakan yang merugikan umat Islam selalu didukung oleh elite politik, pemuka agama, bahkan negara. Tak jarang munculnya ujaran kebencian yang memprovokasi “genosida” terhadap umat Islam keluar dari ekstrimis pendeta sayap kanan.

 

Khilafah Mengakhiri Penderitaan Umat

Memang harus diakui, sesungguhnya Islam adalah peradaban yang maha tinggi bahkan tak ada yang mampu melebihinya, masa-masa kekayaan Islam telah menerangi dunia, bukan hanya bagi masyarakat Muslim saja, tetapi juga umat yang lain. Tidaklah keadilan yang sempurna itu muncul, melainkan datangnya dari Islam. Keadilan ini yang memberikan rasa keamanan, kenyaman bagi siapa saja yang tunduk dalam kekuasaan Islam. Namun sayang, rasa keamanan dan kenyamanan itu hilang, sirna seiring hilangnya Islam dari kekuasaan. Hal ini menyebabkan berbagai penderitaan umat Islam di seluruh penjuru dunia, tidaklah nasib saudara kita di India mewakili saudara-saudara lainnya.

Lantas bagaimana kita mampu mengakhiri penderitaan ini?. Sesungguhnya Islam telah melahirkan tatanan kehidupan yang sangat unik dan telah menjadi poros keadilan dunia di masa itu, umat Islam benar-benar menjadikan pemimpinya sebagai figuritas sekaligus wasilah untuk menerapkan syariat, tak terkecuali dalam melindungi setiap nyawa kehormatan setiap rakyatnya, karena sesungguhnya pemimpin itu adalah perisai bagi rakyatnya. Nabi Muhammad Saw bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِه

”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll).

Tentu dengan tegaknya Islam sebagai kekuatan dalam sebuah negara akan memberikan kewajiban kepada pemimpinya untuk melakukan perang bagi siapa saja yang melakukan kekerasaan, atau menghilangkan nyawa, karena dalam Islam setiap darah umat Islam berharga melebihi bumi dan isinya. Kebijakan ini senantiasa dijalankan oleh pemimpin Islam. Semoga dengan dakwah kepada pentingnya penerapan syariat Islam, umat akan sadar bahwa hanya dengan syariah dan khilafah semua penderitaan akan diakhiri.

Wallahu’alam.

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis