Harga Minyak Melangit, Solusikah Operasi Pasar?
Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Dicky Anugrah bersama dengan Bupati Kabupaten Bandung, Dadang Supriatna telah menyiapkan 7.200 liter minyak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan. Rencananya setiap orang akan mendapatkan maksimal 2 liter dalam operasi pasar murah (OPM) ini (news.detik.com, 12/01/2022). Namun kembali muncul pertanyaan dalam benak ini, apa ini langkah pasti dalam pemenuhan kebutuhan yang bukan hanya tentang kebutuhan minyak goreng tapi secara keseluruhan?
Dikatakan karena pandemi yang sempat terjadi menyebabkan pemda harus menyiapkan berbagai macam bantuan untuk menanggulangi dampak pada masyarakat, karena sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengurusi rakyatnya.
Namun saat ini, sistem yang digunakan adalah kapitalis liberal. Sistem yang meniscayakan orang-orang pintar yang licik untuk mencari keuntungan atau pujian dalam melakukan kebaikan. Langkah pemda dalam menyiapkan minyak goreng ini justru hanya berlangsung sementara saja, saat keadaan sudah kembali normal, bisa saja harga kembali naik. Tak pernah ada operasi untuk meninjau pasar agar harga yang ditetapkan tidak melebihi batas wajar. Siapapun yang memiliki modal, maka ia pasti berusaha menguasai pasar sesuai kehendaknya.
Bukankah telah terlihat jelas bagaimana sistem rusak ini telah merusak tatanan kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Hanya dengan sistem Khilafah lah kehidupan bernegara hingga berkeluarga akan terjaga dengan penjagaan syariat Islam. Bagaimana dahulu para Khalifah menjaga harga pasar dengan sangat teliti karena takut dengan pertanggung jawaban di akhirat nanti. Dalam sistem Khilafah akan ada lembaga hisbah yang mengawasi setiap harga yang ada di pasar agar tidak dimainkan oleh para pelaku penimbunan. Khilafah akan menjaga dan mengurus segala kebutuhan rakyat dengan pengawasan terbaik, karena semua itu dilakukan dengan adanya perasaan pengawasan dari Allah Swt. yang Maha Melihat. Maka dalam sistem Khilafah sudah pasti dan tidak akan ada orang-orang licik yang hanya memikirkan keuntungan dunia.
Danis Nur, Bojongsoang
[faz/LM]