Monsterisasi Islam Kian Menguat, Tanda Kehidupan Makin Sekarat
Penangkapan beberapa ulama MUI yang dikabarkan tersangkut ide terorisme dan radikalisme dalam tubuh MUI masih menjadi isu hangat (geloranews.com, 23/11/2021). Hingga santer berhembus isu pembubaran MUI (republika.com, 23/11/2021). Arsul Sani, Wakil Ketua MPR RI, menilai bahwa desakan untuk membubarkan MUI adalah sesuatu yang berlebihan dan cenderung provokatif (geloranews.com, 23/11/2021). Arsul juga menegaskan bahwa isu ini merupakan aksi provokasi yang membenturkan elemen umat Islam dan pemerintah.
Isu pembubaran MUI tak lepas dari ide monsterisasi Islam yang terus dihembuskan. Diantaranya isu terorisme dan radikalisme. Monsterisasi Islam yang terus menggeliat dicerminkan dengan takutnya umat akan segala sesuatu yang ber”aroma” Islam dan segala simbol-simbolnya. Inilah buah pemikiran sekulerisme, paham yang memisahkan kehidupan dari aturan agama (Islam). Lantas, benarkah Islam itu “menyeramkan”?
Syariat Islam adalah satu-satunya aturan shahih yang diturunkan Allah Swt. sebagai aturan hidup manusia agar mulia dunia dan akhirat. Namun, pemikiran Barat tak menghendaki adanya kebangkitan pemikiran Islam dalam tubuh umat. Hingga akhirnya isu monsterisasi selalu dihubungkan dengan kehidupan umat. Akibatnya, umat muslim ketakutan dengan Islam-nya sendiri. Karena lemahnya pemikiran dan dangkalnya ilmu pengetahuan umat tentang Islam. Terwujudlah mimpi Barat, untuk terus membodohi umat Islam, dengan menjauhkannya dari kebangkitan. Dan meraup seluruh kepunyaan muslim. Hingga berakhir pada kehidupan yang sekarat. Inilah tanda bahwa kehidupan jauh dari syariat (Islam). Naudzubillahi min dzalika.
Saatnya Islam diperjuangkan dengan terus mempelajari kedalaman ilmu syariat Islam. Hingga melahirkan pemikiran cemerlang tentang syariat Islam beserta sistem yang mendukungnya. Sehingga melahirkan kaum yang cerdas dan kritis serta solutif menghadapi segala masalah kehidupan. Dari sinilah kebangkitan umat dapat terbangun. Karena hanya dengan sistem Islam-lah, syariat Islam dapat terwujud sempurna.
Wallahu a’lam bisshowwab.
Yuke Octavianty
(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)
[faz/LM]