Gagal Paham Toleransi, Lahirkan Paham Destruksi

Oleh: Yuke Octavianty

(Komunitas Pejuang Pena Dakwah)

 

Lensa Media News – Pernyataan Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurrachman menuai kritikan publik. Pernyataannya tentang pembenaran semua agama di mata Tuhan, tengah menjadi sorotan. Pernyataan tersebut dikemukakan Dudung dalam kunjungannya ke Markas Komando (Mako) Yonzipur 9/Kostrad. Dudung menyampaikan pesan untuk anak buahnya agar tidak fanatik terhadap agama tertentu (vivanews.co.id, 16/9/2021). Tentu kejadian tersebut menuai kritik sosial di media elektronik.

Salah satu kritikan datang dari Ketua MUI, KH. Cholil Nafis. Seperti yang diberitakan di vivanews.co.id (16/9/2021), Kiai Cholil menyebutkan bahwa pernyataan ‘semua agama benar’ yang diucapkan Pangkostrad bisa jadi dalam konteks kedudukan agama dalam bingkai Pancasila untuk hidup bersama di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Tapi dalam keyakinannya, masing-masing pemeluk agama tetap yang benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI kita tak boleh menyalahkan agama lain apalagi menodai. Toleransi itu memaklumi bukan menyamakan.” Demikian Kiai Cholil menegaskan.

Pangkostrad Dudung pun menangkis segala kritikan dengan menyampaikan bahwa dirinya adalah Pangkostrad, bukan ulama (geloranews.com,16/09/2021). Pangkostrad membawahi banyak prajurit dengan berbagai latar belakang agama. Jadi menurutnya, wajar saja jika berkata demikian. Dudung pun tak menginginkan anggotanya terjebak dalam fanatisme agama yang berlebihan (geloranews.com, 16/09/2021).

Alih-alih menghormati penganut agama yang sangat beragam, hingga memilih jalan toleransi yang “kebablasan”. Pernyataan bahwa semua agama benar adalah pernyataan yang destruktif. Pernyataan yang merusak pemahaman umat. Toleransi yang gagal paham.

Dr. Riyan, M.Ag., seorang Pengamat Politik Islam dan Militer menyatakan bahwa pernyataan ‘semua agama adalah benar di mata Tuhan’ sebagai pernyataan yang absurd dan berbahaya (mediaumat.news, 14/9/2021). Dr. Riyan, M.Ag., menuturkan bahwa seorang muslim harus sepenuhnya meyakini bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang benar. Terlebih lagi jika posisinya sebagai tentara. Tentara muslim dalam sistem Islam bertugas untuk menyebarkan syariat Islam ke seluruh penjuru dunia. Apa akibatnya jika tak diiringi dengan pemahaman Islam yang totalitas? Tentu sangat mengancam keutuhan dan kedaulatan negara.

Sistem sekuler yang kini dijadikan sandaran adalah sistem yang menyalahi fitrah manusia. Sekuler, memisahkan aturan beragama dari kehidupan. Tentu hal tersebut menyimpang dari aturan yang telah Allah tetapkan untuk manusia. Wajar jika sistem sekuler melahirkan ide-ide yang salah dan berbahaya bagi kehidupan. Salah satunya, paham pluralisme, yaitu paham yang menganggap semua agama adalah benar. Pluralisme, paham destruktif, yang disinyalir dapat menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Padahal justru paham tersebut adalah paham yang merusak dan mengancam keutuhan akidah umat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.”(QS. Ali ‘Imran: 85)

Islam-lah satu-satunya agama yang benar di sisi Allah SWT. Dan syariat Islam hanya dapat diterapkan secara menyeluruh dalam sistem yang shahih, yaitu sistem Islam. Sistem Islam yang sesuai dengan metode Rasulullah saat menegakkan Daulah Islam pertama kali di Madinah. Yaitu sistem Islam dalam wadah Khilafah manhaj An Nubuwwah, yang memiliki tujuan utama menyebarkan syariat Islam menyeluruh bagi seluruh aspek kehidupan dengan metode dakwah dan jihad ke seluruh penjuru dunia.

Lantas, masihkah kita tetap bersandar pada sistem cacat yang rusak? Tentu kita ingin segera bangkit dari keterpurukan yang kini terus mengekang kebangkitan. Kini, saatnya perjuangkan sistem Islam untuk kejayaan dunia dan akhirat. Karena hanya dengan syariat Islam, hujan rahmat Allah SWT. tercurah untuk seluruh umat.

Wallahu a’lam bisshawwab.

 

[ra/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis