Muhasabah di Balik Musibah

Oleh: Mariyam Sundari

(Aktivis Muslimah)

 

Tsaqafah-Selain rida dan bersabar, kaum muslim juga diperintahkan untuk melakukan muhasabah. Umat wajib muhasabah atas kemungkinan dosa-dosa yang dilakukan yang menyebabkan datangnya bencana. Allah Swt. mengingatkan bahwa beragam bencana datang justru karena ulah manusia sendiri,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Musibah apa saja yang menimpa kalian adalah akibat perbuatan kalian sendiri. Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan kalian).” (TQS. Asy-Syura [42]: 30)

Siapa pun yang jujur akan melihat di negeri yang mayoritas muslim justru banyak terjadi pelanggaran terhadap syariat Islam, penistaan agama, serta permusuhan terhadap para ulama. Sebutan “intoleran”, “radikalisme”, sikap memusuhi penerapan Islam dan kewajiban Khilafah terus dilakukan terhadap kaum muslim, khususnya yang memperjuangkan Islam.

Beragam tindak kezaliman juga seperti tak pernah berakhir. Bagaimana ulama divonis berat dengan tuduhan melanggar aturan prokes, sementara pejabat negara yang melanggar prokes lolos begitu saja. Ada juga aparat penegak hukum yang kongkalikong dengan koruptor justru diberi potongan hukum amat besar.

Eratnya hubungan kemungkaran dan kezaliman sebagai sebab datangnya bencana adalah perkara yang jelas. Allah Swt. berfirman,

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا مُبْلِسُونَ

“Ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Lalu ketika mereka bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka. Kami menyiksa mereka secara tiba-tiba. Ketika itu mereka diam putus asa.” (TQS. Al-An’am [6]: 44)

Rasulullah Saw. juga menjelaskan bahwa saat kejahatan merajalela, Allah Swt. akan meratakan bencana. Zainab binti Jahsyi ra. pernah bertanya kepada Rasulullah Saw., “Apakah kita akan binasa wahai Rasulullah, padahal di sekitar kita ada orang-orang saleh?” Beliau menjawab,

نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ

“Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela.” (HR. Al-Bukhari)

Benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. saat ini kemungkaran telah merajalela. Lalu datanglah bencana yang juga menimpa orang-orang saleh. Selama pandemi ini dilaporkan ada sekitar 584 ulama yang meninggal karena wabah. Belum termasuk para imam dan pengurus masjid serta para ustaz pembimbing umat lainnya yang juga wafat karena wabah.

Karena itu, selain berikhtiar mengerahkan kemampuan teknologi kedokteran dan obat-obatan, kaum muslim harus melakukan taubatan nasuha. Kembali kepada Allah Swt. dengan menaati semua aturan-Nya. Mereka harus menjadikan agama Allah sebagai petunjuk. Tidak memusuhi Islam. Tidak menuduh Al-Qur’an dan syariat Islam sebagai ancaman.

Berikutnya umat harus menyadari bahwa mereka tidak memiliki kepemimpinan yang serius meriayah (mengurus) urusan mereka. Meledaknya pandemi kali ini adalah rangkaian ketidakseriusan pemerintah menangani wabah. Pemerintah tidak mau menerapkan prokes dengan ketat di tengah masyarakat. Pemerintah pun tidak mau menjamin kehidupan warga agar tidak beraktivitas di luar rumah.

Sejak awal pandemi merebak di dunia, pemerintah terus membuka kedatangan WNA ke dalam negeri, termasuk dari Cina sebagai asal wabah. Bahkan ketika pandemi masuk ke Tanah Air, pintu imigrasi masih terus dibuka. Fatal akibatnya. Corona varian delta yang berasal dari luar negeri akhirnya merebak ke Tanah Air. Inilah tindakan yang justru mendatangkan mudharat atas negeri ini. Ini sebenarnya telah diharamkan syariat. Nabi Saw. Bersabda,

مَنْ ضَارَّ أَضَرَّ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ شَاقَّ شَاقَّ اللَّهُ عَلَيْهِ

“Siapa saja yang membahayakan orang lain, Allah akan menimpakan bahaya kepada dirinya. Siapa saja yang menyulitkan orang lain, Allah pun akan menimpakan kesulitan atas dirinya.” (HR Abu Dawud)

Umat membutuhkan pemimpin yang benar-benar mau mengurus mereka dan melindungi mereka dari bencana. Pemimpin ini tentu yang mengurusi umat dengan syariat Islam; yang menanamkan iman dan takwa kepada warga sehingga mereka menjaga diri dari berbagai tindakan mudarat, taat pada protokol kesehatan; serta yang memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya termasuk menghindarkan negeri dari sumber penyakitnya.

Semoga Allah Swt. segera mengangkat wabah ini dari tengah-tengah umat dan negeri-negeri muslim. Semoga Allah Swt. pun menyegerakan tegaknya kepemimpinan Islam yang melayani umat dengan syariat Islam dalam naungan Khilafah Rasyidah sesuai dengan metode kenabian. Aamiin. Wallahu’allam. [LM/Mi]

Please follow and like us:

Tentang Penulis