Sistem Ekonomi Islam : Solusi Permasalahan Ekonomi Kapitalis

Oleh: Andi Mufidah Humaerah
(Mahasiswi Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin Makassar – UNHAS)

 

Lensa Media News – Miris, saat ini makna negara telah bergeser. Dari mengurusi urusan umat menjadi menambah beban umat. Mungkin makna ini telah bergeser cukup lama. Terbukti dari segala macam masalah yang berdatangan dimana umat selalu menjadi pelarian untuk solusi masalah tersebut. Hal ini menunjukkan bukti ketidakbecusan negara dalam memerintah. Khususnya bagi negara kapitalis. Utang yang menumpuk, umat menjadi tumbalnya.

Baru-baru ini, muncul berita yang cukup mengiris hati kita para kaum muslim. Negara Suriah harus mengalami krisis pangan akibat konflik senjata selama satu dekade. Berdasarkan studi yang diterbitkan Universitas Humboldt pada 2020, disebabkan konflik berkepanjangan, Suriah kehilangan 943 ribu hektar lahan pertanian antara tahun 2010 dan 2018. Depresiasi mata uang Suriah yang parah, juga mempengaruhi daya beli warga di seluruh negeri

Hingga Februari 2021, Program Pangan Dunia, setidaknya 12,4 juta warga dari 16 juta warga Suriah mengalami kerawanan pangan. Jumlah ini bertambah 3,1 juta dari tahun lalu. World Food Programme (WFP) juga memperkirakan 46 persen keluarga di Suriah telah mengurangi jatah makanan harian mereka, dan 38 persen orang dewasa telah mengurangi konsumsi pangan mereka, agar anak-anak mereka memiliki cukup makanan. Krisis ini tidak hanya berjalan dalam jangka pendek, tetapi sudah berlangsung cukup lama. (Republika.co.id, 30/06/2021).

Tidak dapat dibayangkan bagaimana menderitanya saudara muslim kita di sana. Untuk memenuhi makan mereka harus rela berbagi dan menghemat. Bahkan banyak di antara mereka yang tidak mendapatkan makanan akibat dari krisis tersebut. Dapat dilihat jika perang saudara yang terjadi di Suriah tidak hanya menewaskan banyak orang, tetapi berpengaruh pula pada ekonomi negara.
Sebenarnya akar dari masalah ini bukanlah disebabkan karena konflik senjata. Melainkan karena sistem yang dianutnya yaitu kapitalisme.

Sistem kapitalisme memunculkan aturan-aturan yang merugikan bagi umat. Pertama, pengolahan SDA yang tidak efisien mengakibatkan hasil yang tidak merata. Kedua, terjadinya kerusakan alam akibat oknum-oknum tertentu. Ketiga, kesenjangan sosial. Namun, pemerintah tidak menunjukkan pergerakan untuk mengatasi masalah tersebut. Tangisan dan isakan masyarakat tidak dihiraukan. Jika tidak ada keuntungan yang didapatkan maka mereka tidak akan melakukannya. Given and taken. Padahal negara semestinya berperan sebagai pelayan. Segala kebutuhan masyarakat wajib untuk dipenuhi. Bukan malah sebaliknya, masyarakat yang menjadi pelayan bagi para kapitalis.

Berbeda pada saat masa kepemimpinan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menjalankan negara dengan sistem Islam. Aturan yang bersumber dari Sang Pencipta. Sehingga tidak ada keraguan di dalamnya apalagi sampai memunculkan kerusakan. Maka untuk memulihkan ekonomi negara adalah dengan kembali menerapkan sistem ekonomi Islam. Permasalahan-permasalahan seperti utang yang menumpuk, krisis pangan, ekonomi yang rendah, dan kesenjangan sosial tidak akan terjadi.

Di dalam sistem ekonomi Islam terdapat prinsip yang dapat mengatasi krisis ekonomi. Prinsip itu salah satunya mengharamkan praktik riba. Sehingga khilafah akan menghentikan praktik perbankan konvensional yang ribawi serta seluruh aktivitas ekonomi apapun baik antar individu maupun pebisnis yang mengandung riba.

Allah SWT berfirman :
اَحَلَّ اللّٰهُ الۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (Q.S. Al-Baqarah: 275)

Khilafah juga tidak mengambil utang luar negeri untuk kepentingan pembangunan negeri. Sehingga negara akan terbebas dari jebakan utang dan dikontrol oleh negara asing. Hal ini karena khilafah memiliki sistem yang benar. Pengelolaan SDA terjamin sepenuhnya untuk kebutuhan umat. Sebab negara hanya berperan sebagai pengurus, bukan penguras.

Negara tidak akan melakukan privatisasi terhadap SDA milik umum, apalagi sampai menyerahkannya kepada swasta atau lokal. Karena itu kekayaan alam akan mampu menjadi exist strategy saat terjadinya krisis ekonomi. Yaitu dapat dimanfaatkan oleh rakyat sebagai pemilik sahnya. Sumber daya alam yang dikelola oleh negara untuk masyarakat juga berpotensi menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Sehingga angka pengangguran tidak semakin bertambah. Saat sistem Islam diterapkan maka kedamaian, kesejahteraan, keadilan dan keamanan akan terealisasikan di suatu negara. Hal ini sudah terbukti dengan masa pemerintahan Rasulullah SAW dan sahabat-sahabat beliau. Semakin menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang benar selain Islam.

Wallahu a’lam.

 

[ra/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis