Belajar dari Tsunami Corona India

Oleh: Ulfah Sari Sakti, S.Pi.

(Jurnalis Muslimah Kendari)

 

Lensa Media News – Varian baru virus corona semakin bermunculan, pasca ditemukan varian corona di Inggris, kini giliran di India yang ditemukan varian B.1.617. Tidak tanggung-tanggug varian ini menjadi tsunani virus corona di India.
Dilansir dari Kompas.Com (24/4/2021), Kasus Covid-19 di India terus meningkat di tingkat yang belum dapat diprediksi, saat rumah sakit dalam situasi kewalahan dengan jumlah pasien yang membludak. Penerbangan dari luar negeri dengan tujuan India pun dilarang.

Lonjakan kasus tersebut sebagian dikaitkan dengan varian baru virus corona yang menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) pertama kali terdeteksi di India musim gugur lalu. Varian baru virus corona itu, oleh WHO diberi nama B.1.617 atau disebut juga “mutan ganda”. Sejauh ini data masih terbatas, apakah mutasi ini lebih besar atau mematikan.
Para ahli masih memperdebatkan, apakah varian baru virus corona ”mutan ganda” adalah faktor pendorong utama terjadinya lonjakan kasus di India. Varian baru virus corona B.1.617 memiliki dua mutasi dalam lonjakan protein, yang digunakan si virus untuk mengikat dirinya ke reseptor sel manusia dan masuk ke dalam sel, disitulah istilah “mutan ganda” masuk.

Dr. Zain Chagla, seorang ahli penyakit menular dari McMaster University di Hamilton, Ontario, mengatakan kepada The Canadian Press bahwa faktor-faktor lain di India mungkin berkontribusi dalam penyebarannya yang cepat di sana. Faktor lain di luar varian baru virus corona, yang disebutkannya adalah kepadatan penduduk dan rumah multi generasi dengan ruangan berventillasi buruk yang banyak di India.

 

Belajar dari Tsunami Corona India

Perdana Menteri India, Narendra Modi tak memungkiri gelombang kedua Corona yang melanda negara itu seperti badai. “Situsasi terkendali hingga beberapa minggu yang lalu, dan kemudian gelombang kedua (Virus Corona) datang seperti badai,” kata Modi.

Dalam beberapa minggu terakhir memang berlangsung kegiatan yang memunculkan kerumunan di India. Salah satu kegiatannya adalah festival keagamaan Kumbh Mela, yang dihadiri jutaan orang. Bahkan, tidak hanya kegiataan keagamaan yang digelar. Kampanye politik, pernikahan mewah dan pertandingan kriket juga digelar, yang kemudian memunculkan kerumunan. (dw.com, 22/4/2021)

Menanggapi tsunami Corona India, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat (Rerie) menilai Indonesia perlu belajar dari ledakan kasus Covid-19 di India. Keseriusan pemerintah untuk menanamkan disiplin protokol kesehatan (Prokes) meski ditingkatkan.
Dirinya menegaskan, sinergi pemerintah dan masyarakat penting untuk menegakkan disiplin protokol kesehatan. “Mulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan tempat tinggal, komunitas hingga masyarakat,” tegasnya. (medcom.id, 21/4/2021)

 

Islam Disiplin dan Konsisten Tangani Wabah

Islam terbukti disiplin dan konsisten tangani wabah, sebagaimana fakta sejarah saat kepemimpinan Umar bin Khathab, Umar memerintahkan penduduk Syam untuk mengikuti Sabda Rasululah saw. yaitu ” jika engkau mendengar suatu wabah di suatu negeri maka janganlah kalian memasukinya namun jika terjadi di suatu negeri dan kalian telah berada di dalamnya, maka janganlah melarikan diri darinya.”

Umar juga mengirim perintah dan arahan kepada Abu Ubaidah untuk membawa kaum muslimin keluar dari negeri itu dan membawa mereka ke dataran tinggi lebih luas serta berudara bersih jauh dari penyakit.

Umat Islam pun berusaha mencari obat dan penawar dari wabah yang melanda umat, sebagaimana yang dilakukan Imam Suyuthi (ilmuwan Islam klasik) saat wabah menimpa Mesir. Dalam Kitab Ar Rahman Fi Tibb wa Al hikmah karyanya dituliskan kisah obat wabah yaitu ambil besi, panaskan sampai memerah lalu padamkan di dalam air berkali-kali, setelah itu airnya digunakan sebagai minuman pasien. Insya Allah, pasien akan sembuh.

Selain ikhtiar yang dilakukan, kaum muslim pun senantiasa memanjatkan doa agar wabah penyakit segera terselesaikan, karena kaum muslim sadar bahwa semuanya terjadi atas izin Allah Swt. Sebagaimana dikisahkan bahwa Nabi Musa as pernah sakit perut dan memohon kepada Allah swt untuk disembuhkan, Allah swt memerintahkan Nabi Musa untuk mengambil sejenis daun di padang pasir, lalu Nabi Musa as memakan daun tersebut. Atas izin Allah Swt, akhirnya Nabi Musa as sembuh.
Begitulah bagaimana Islam mengajarkan umatnya dalam menangani wabah penyakit dan tak lupa doa harus senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah Swt, sang pencipta dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Wallahu a’lam bishowab.

 

[ra/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis