Islam Dinanti untuk Atasi Pandemi
Oleh: Lilieh Solihah
Lensa Media News – Sudah hampir setahun lamanya pandemi Covid-19 masih bergulir, namun belum ada tanda- tanda pandemi ini akan berakhir, justru korban semakin bertambah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pandemi Covid-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sudah waktunya untuk belajar dari pandemi Covid-19. “sudah terlalu lama, dunia telah beroperasi dalam siklus kepanikan dan pengabaian.” Katanya seperti dilansir Chanel News Asia pada minggu (27/12/2020).
Pernyataan WHO ini menjadi bukti kegagalan sistem sekuler menghentikan tersebarnya virus Covid-19. Sehingga mengakibatkan munculnya jenis virus baru karena pemerintah tidak segera melakukan karantina virus.
Kegagalan sistem sekuler dalam mengatasi virus Covid-19 terutama kondisi di Indonesia, AS, serta negara-negara lain yang menganut politik pemerintahan demokrasi membuktikan bahwa sistem ini telah gagal dalam mengatasi pandemi. Ketidaktaatan masyarakat pada protokol kesehatan pun hanya untuk menutupi boroknya kegagalan sistem ini.
Meskipun protokol kesehatan sudah dilakukan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker saat beraktifitas di luar rumah. Akan tetapi masyarakat merasa sulit untuk melaksanakan karena masih bergantung dari sistem politik, sosial dan budaya.
Sudah terlihat jelas dengan banyaknya fakta bahwa sistem sekarang benar- benar tidak bisa dijadikan patokan apalagi pelindung untuk masyarakat, bahkan negara seolah abai dalam menangani pandemi ini.
Lalu, solusi apa yang bisa mengatasi pandemi sekarang?
Hanya Islamlah satu-satunya sistem yang mempunyai pengalaman dan sejarah terbaik dalam mengurus umat. Termasuk di masa pandemi yang secara sunnatullah bisa menimpa siapa pun dalam kehidupan manusia termasuk kehidupan umat Islam.
Dalam sejarah, wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah Saw. Pada saat itu, nampak jelas bahwa Islam telah lebih canggih dalam membangun ide karantina untuk mengatasi wabah penyakit menular.
Wabah di masa itu ialah kusta yang menular dan mematikan karena belum diketahui obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut, salah satu upaya Rasulullah Saw. adalah menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasulullah Saw. memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat para penderita kusta tersebut. Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta.” (HR al-Bukhari)
Abu Hurairah ra bahkan menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang yang terkena kusta, seperti kamu menjauhi singa.” (HR al-Bukhari)
Rasulullah Saw. juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar. Beliau bersabda,
“Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu.” (HR al-Bukhari)
Begitulah cara Islam dalam mengatasi jika terjadi wabah, yang terkena wabah dikarantina di satu wilayah, sedangkan yang tidak terkena masih bisa beraktivitas seperti biasanya, sehingga wabah di suatu wilayah tidak akan menyebar dan akan terselesaikan secara cepat. Wallahu a’lam bissahwab. [LM/ra]