Derita kaum muslim Rohingya belum berakhir, mereka tak henti-hentinya mendapatkan kezaliman dan ketidakadilan. Pada Jum’at (4/12) pemerintah Bangladesh memindahkan pengungsi Rohingya yang ada di kamp pengungsian ke Pulau Bhasan Char.
Berkaitan dengan hal tersebut kelompok HAM telah lama berpendapat bahwa pulau itu, yang terbentuk secara alami oleh lumpur Himalaya di Teluk Benggala, sekitar 60 kilometer dari daratan, rentan terhadap bencana alam dan tidak cocok untuk permukiman manusia. Human Rights Watch, Amnesty International dan Fortify Rights sangat menentang relokasi para pengungsi ke pulau itu (Okenews.com).
Melihat fakta pemindahan pengungsi rohingya ke tempat terpencil oleh pemerintah Bangladesh membuat hati ini tersayat. Begitu tega mereka menempatkan saudaranya ditempat yang tidak layak huni. Padahal diketahui bahwa Bangladesh adalah negara dengan penduduk muslim terbesar setelah Indonesia, India dan Pakistan, dimana hampir 88% dari total penduduknya beragama Islam berdasarkan sensus tahun 2001.
Walaupun PBB telah menetapkan muslim Rohingya sebagai kaum yang paling teraniaya di dunia, nyatanya PBB tak mengambil tindakan yang tegas pada pemerintahan Myanmar. Inilah yang menimpa saudara kita Rohingya. Mengapa mereka mengalami nasib yang begitu buruk?
Ini terjadi karena negeri-negeri muslim tersekat-sekat, mereka menerapkan sistem demokrasi dan menganut prinsip “politik tidak campur tangan terhadap urusan dalam negeri negara lain”. Sehingga sekalipun negaranya muslim, para penguasanya tetap diam membisu menyaksikan kedzaliman ini. Padahal sejatinya Rohingya sudah menjerit sedemikian rupa.
Allah Swt. memerintahkan untuk membantu sesama muslim yang meminta pertolongan. Allah Swt. berfiman, “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan…” (QS al-Anfal: 72).
Satu-satunyasolusi atas permasalahan kaum muslim Rohingya di Myanmar dan juga nasib muslim lainnya adalah tegaknya Daulah Islam yang akan memberikan perlindungan dan bertindak nyata memberi solusi pada Rohingya. Wallahu’alam. [Faz/LM]
Luky Anja
(Laboran Kimia)