Ibu adalah sosok mulia, penuh cinta kasih dan kelembutan. Ibu juga adalah orang yang sangat berjasa bagi setiap insan manusia. Seorang ibu pun menjadi tempat bagi setiap anaknya untuk meminta perlindungan dan mengadukan segala keluh kesahnya dalam kehidupan ini.

 

Namun, perangai ibu yang harusnya penuh kelembutan kini tak jarang berubah menjadi serigala yang siap menerkam mangsanya. Bagaimana tidak, kisah pilu banyak terjadi kepada anak yang harus dianiaya bahkan hingga tewas di tangan ibu kandungnya sendiri.

 

Sebagaimana belum lama terjadi di Desa Banua Sibohou, Kecamatan Namohalu Esiwa, Nias Utara. Di mana, ibu tega mengorok ketiga buah hatinya saat sang suami pergi ke TPS untuk mencoblos. Dan masih banyak lagi kisah pilu lainnya yang dilakukan oleh seorang ibu kepada buah hatinya.

 

Seyogianya, tergerusnya hati nurani seorang ibu akibat beberapa faktor. Misalnya, faktor ekonomi. Akibat desakan ekonomi yang kian mencekik leher, tak jarang seorang ibu lebih tersulut emosi dan mengambil jalan pintas untuk mengakhiri penderitaan tersebut dengan membunuh anaknya.

 

Masalah ini merupakan masalah sistemik, sehingga membutuhkan peran negara untuk menyelesaikannya. Negara harus memberikan perhatian besar kepada seorang ibu. Memenuhi kebutuhannya dan mendorong mereka untuk meningkatkan keimanan terhadap Allah, agar mereka tidak mudah mengambil jalan pintas dalam menghadapi segala masalah rumah tangganya. Hal ini pun harus dilakukan, mengingat di pundak ibu arah peradaban suatu bangsa ditentukan.

 

Sebagaimana yang dilakukan dunia Islam. Islam menaruh perhatian besar kepada para ibu. Mereka dipenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sehingga, mereka mampu fokus menjalankan peran utama mereka sebagai ummu wa robbatul bait (seorang ibu dan pengatur rumah tangganya). (RA/LM)

Ummu Zalfa
Konda, Sulawesi Tenggara

Please follow and like us:

Tentang Penulis