Hidup Berdampingan dengan Rasulullah ﷺ

Oleh: Mimin Diya

(Praktisi pendidikan)

 

Lensa Media News – Kekasih yang amat dirindukan perjumpaan dengannya oleh setiap muslim kelak di akhirat ialah beliau, baginda Nabi Muhammad ﷺ. Pembawa risalah agung dari Allah Swt. sebagai pedoman hidup bagi seluruh makhluk. Beliaulah sosok pemimpin teladan mulai dari urusan keluarga hingga negara. Wajar hingga beliau tercatat menduduki ranking 1 orang yang paling berpengaruh di dunia menurut Michael Heart. Karena hingga saat ini, ajaran Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ berkembang secara pesat dan mampu menjadi problem solving dalam seluruh aspek kehidupan. 

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (QS. Al-Ahzab : 21).

Secara pasti, umat memiliki harapan besar kepada Nabi Muhammad ﷺ. Kelak, disaat banyak Nabi dan Rasul tidak dapat memberi syafaat pada umat manusia, maka Rasulullah ﷺ satu-satunya yang dapat memberi syafaat kepada umat atas ijin Allah Swt. Sungguh keberuntungan besar ketika umat dapat berdiri dalam barisan Rasulullah ﷺ sebagai orang-orang yang selamat dan layak menjadi penghuni surga.
“Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajabah, maka setiap Nabi doanya dikabulkan segera, sedangkan aku menyimpan doaku untuk memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insya Allah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun” (HR. Muslim).

Hanya saja, cita-cita mulia ingin hidup berdampingan dengan Rasulullah ﷺ haruslah disertai upaya sungguh-sungguh. Hingga benar-benar layak terpilih menjadi tetangga beliau di akhirat. Setidaknya, ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain : 

1. Meneledani seluruh ajaran warisan beliau ﷺ dari urusan pribadi hingga urusan negara.

Nabi Muhammad ﷺ diutus ke dunia bukan sekedar memperbaiki akhlak semata. Akan tetapi mengemban tugas besar untuk menyeru seluruh manusia kepada agama yang haq, yakni Islam. Beliau diutus memberi kabar gembira, yakni jaminan surga bagi siapa saja yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta kabar peringatan, yakni neraka, balasan bagi siapa saja yang ingkar kepada Allah Swt. dan berbuat dosa.
“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati” (QS. Al An’am : 48).

Beliau telah mewasiatkan bahwa umat tidak akan pernah tersesat selama berpegang dua hal, yaitu al-Quran dan As-sunnah. Itulah yang diwariskan oleh Rasulullah ﷺ untuk dijadikan pedoman hidup. Umat wajib menjalankan seluruh syariat Islam yang telah beliau ajarkan. Mulai dari urusan pribadi, sosial pergaulan, pengaturan ekonomi, hingga urusan negara yang wajib menerapkan Islam secara kaffah dalam institusi Islam yakni daulah Khilafah Islamiyah. 

2. Perbanyak kirim salawat dan salam bagi Beliau ﷺ.

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).

Betapa cinta Nabi Muhammad ﷺ kepada umatnya. Hati menjadi bergetar setiap mendengar kisah kata-kata terakhir beliau menjelang wafat. “Ummati … ummati … ummati ….”. Itulah ucapan yang keluar dari lisan mulia baginda Nabi ﷺ.

Harusnya sebagai manusia yang mengaku umat Nabi ﷺ dan ingin mendapatkan syafaat beliau, menyanjungkan salawat dan salam kepada beliau. Bahkan tidak cukup begitu saja, tetapi juga menjaga marwah Rasulullah ﷺ. Hal tersebut diwujudkan melalui sikap tegas melawan siapapun yang menghina Nabi ﷺ. Seperti halnya kepada Macron, presiden Prancis yang telah semena-mena melecehkan Nabi ﷺ. Maka setiap muslim harusnya marah, tidak rida atas perbuatan Macron. Kecaman, kutukan, hingga boikot memang layak bagi penghina Nabi ﷺ. 

3. Membela dan menjaga nama baik Ahlul Bait serta dzurriyyat (keturunan) Beliau ﷺ.

Setiap muslim haruslah memuliakan ahlul bait Rasulullah ﷺ, yakni mereka yang memiliki ikatan nasab kepada beliau. Karena Allah Swt. memuliakan dan membersihkan mereka dari dosa. Hal seperti ini pun harus menjadi pelajaran penting bagi siapapun yang mengaku umat Rasulullah ﷺ, agar menghindari perbuatan tercela kepada para habaib.

Rasulullah ﷺ bersabda: “Cintailah 3 karena nikmat yang diberikan kepada kalian cintailah aku karena kecintaan (kalian) kepada Allah, dan cintailah Ahlul Baitku karena kecintaan (kalian) kepadaku”.

Demikianlah hal yang dapat dilakukan agar dapat menempati posisi mulia, hidup berdampingan dengan Rasulullah ﷺ kelak di akhirat, di taman surga yang penuh kenikmatan melebihi dunia seisinya. Wallahu a’lam bishawab. [RA/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis