Berawal dari pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang tidak akan mencopot karikatur Nabi Muhammad, hal itu terus memancing reaksi dunia Internasional hingga berujung pada pemboikotan produk-produk Prancis. Reaksi juga datang dari Majelis Ulama Indonesia yang meminta Presiden Macron segera mencabut ucapannya dan meminta maaf pada umat muslim dunia (30/10).

Seruan boikot produk Prancis yang digencarkan di seluruh dunia termasuk Indonesia mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi Prancis. Namun, hal ini tidak sebanding dengan sakit hatinya umat Islam atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw yang sangat dicintai.

Hal ini memang bukan yang pertama kali terjadi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan hal yang sama akan terulang kembali di kemudian hari. Dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi, mereka bebas melakukan itu bahkan sampai menghina Nabi Saw.

Hal ini memberi pelajaran kepada kita bahwa tidak cukup hanya memboikot produk-produk Prancis. Jauh dari itu, kita harus memboikot sistem kehidupannya yaitu demokrasi-sekular yang menjadi akar permasalahan lahirnya kebebasan berekpresi yang kebablasan. Sehingga, pada akhirnya menghalalkan mereka untuk terus menghina Nabi dan menyalahkan Islam.

Wallahu ‘alam bishowab.

 

Siti Aisyah,
(Jayapura, Papua) 

 

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis