Untuk kesekian kali, penghinaan Nabi Muhammad Saw. oleh salah satu media Perancis kembali terulang. Parahnya, penghinaan kali ini justru mendapat dukungan dari presiden Perancis, Emmanuel Macron melalui pernyataan kontroversialnya.

 

Tidak berselang lama, dunia pun memanas. Pengecaman, demonstrasi besar-besaran, seruan pemboikotan, hingga pengusiran duta Perancis terjadi di hampir seluruh dunia sebagai bentuk protes dan ketidakterimaan kaum muslimin atas penghinaan Nabi Muhammad Saw.

 

Namun, apakah semua langkah yang telah dilakukan oleh kaum muslimin tersebut tepat untuk menghentikan penghinaan terhadap Rasulullah hari ini, juga di masa depan? Benar, langkah kita belum maksimal. Penghinaan terhadap Rasulullah terus saja terjadi baik di dalam maupun di luar negeri. Baik dilakukan oleh orang kafir maupun oleh muslim sendiri.

 

Sungguh miris, dengan jumlah yang mencapai miliyaran kita tetap tidak berdaya. Hilangnya perisai umat yang akan melindungi kemuliaan Islam dengan runtuhnya kekhilafahan terakhir Turki Ustmani pada tahun 1924 oleh Mustafa Kamal Attaturk membuat kita hari ini benar seperti sabda Rasulullah, “seperti buih di lautan”. Tidak ada lagi seorang Khalifah yang dengan tanpa ragu mengirim pasukan untuk berjihad memerangi bangsa kafir yang berani menghina Rasulullah seperti Khalifah Abdul Hamid II.

 

Tidakkah kita rindu hidup di bawah naungan perisai agung yang dengannya tidak akan ada lagi penghinaan atas Nabi kita tercinta? Tidakkah kita ingin kemuliaan Islam dan kaum muslimin terjaga? Oleh karena itu, kewajiban kita adalah bersama-sama berikhtiar dalam menyeru penegakkan kembali Khilafah Islamiyah yang sesuai dengan jalan kenabian yang akan menjadi perisai agung bagi kita kaum muslimin di seluruh dunia. Wallahu a’lam bishawab. [Faz/LM]

 

Mika Sawayaka
(Bantul, Yogyakarta)

Please follow and like us:

Tentang Penulis