Islamofobia Berbalut Kebebasan Berekspresi

 

Presiden Prancis Emmanuel Macron kini kembali menjadi sorotan dunia. Pasalnya, sang presiden membolehkan penampilan karikatur Nabi Muhammad menggunakan proyektor di gedung pemerintahan di Prancis. Tepatnya di gedung balai kota di wilayah Occitanie, yakni Montpellier dan Tou Louse (Rakyat Merdeka.co.id, 21/10/2020).

 

Hal itu, sebagai respon atas insiden tewasnya seorang guru di Prancis bernama Samuel Paty. Guru yang dipenggal kepalanya oleh seorang pemuda karena memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di hadapan para muridnya. Prancis selama ini kerap menyudutkan Islam. Macron terang-terangan melindungi majalah Charlie Hebdo yang membuat karikatur Rasulullah. Aksi protes pun ramai disuarakan publik di dunia nyata dan maya.

 

Berbagai kecaman dan seruan pemboikotan produk buatan Prancis nyatanya tak membuat mereka jera. Negeri-negeri muslim hanya bisa mengutuk peristiwa itu tanpa bisa menghentikan media bersayap kiri tersebut. Kaum muslim bagaikan buih di lautan. Banyak jumlahnya namun tak punya kekuatan. Sekularisme telah menggerus kekuatan umat dengan nation state. Sekularisme menjadi asas liberalisme yang diwujudkan dalam hak asasi manusia. Berupa kebebasan berperilaku dan berpendapat yang sering dijadikan alasan untuk menghina Islam dan rasulnya.

 

Semua penghinaan ini tak akan terus berulang, jika umat bersatu di bawah negara yang menghukum tegas para penghina Rasulullah. Baik dari kalangan muslim maupun kafir. Sebagaimana kisah wanita Yahudi yang menghina dan mencela Nabi ﷺ. Kemudian orang ini dicekik oleh seorang sahabat sampai mati. Namun, Nabi ﷺ menggugurkan hukuman apa pun dari sahabat itu (HR. Abu Daud). Hadis di atas jelas menyampaikan pada kita bahwa penghina Rasul ﷺ hukumannya adalah mati. Begitu pun yang pernah ditunjukkan oleh Khalifah Abdul Hamid II terhadap Prancis dan Inggris dengan drama Voltaire yang menghina Nabi Muhammad ﷺ. Kapankah Prancis akan kembali bertekuk lutut di hadapan Khalifah? Wallahu a’lam bishshawab.

 

Teti Ummu Alif
Kendari, Sulawesi Tenggara

(Ah)

Please follow and like us:

Tentang Penulis