Moderasi Mengancam Generasi

Konten radikal yang termuat di 155 buku pelajaran agama Islam telah dihapus oleh Menteri Agama (Menag) Fahcrul Razi, namun untuk materi khilafah tetap ada di buku tersebut, “dalam buku agama Islam hasil revisi itu masih terdapat materi soal khilafah dan nasionalisme” ujar Menag. (CnnIndonesia, kamis 2/7/2020).

Dalam sistem kapitalis ini semakin hari kebijakannya itu makin aneh dan amburadul, dan salah satunya adalah buku agama Islam yang direvisi materi khilafah dan jihad yang diganti menjadi moderasi Islam, seolah kata khilafah dengan ajaran Islam diidentikan pemecah belah dan intoleransi menurut versi penguasa. Padahal sejatinya khilafah adalah bagian dari ajaran Islam, justru sebenarnya yang mengancam negeri ini ialah kapitalisme, sekularisme dan liberalisme. Sikap Kemenag dengan merevisi materi khilafah dalam kurikulum pendidikan semakin memperlihatkan bukti nyata Islamophobia. Sudah pasti kebijakan ini menghasilkan kurikulum pendidikan sekuler dan tentu kedepannya juga akan melahirkan generasi yang sekuler.

Dengan moderasi ajaran Islam menjadikan Islam tidak seutuhnya dipahami, karena pada hakikatnya mengubah ajaran Islam itu sendiri. Sejatinya pelajaran terkait tentang khilafah dan jihad harus ditanamkan pada anak- anak agar tsaqofah dan pengetahuan anak-anak tentang Islam tidak keliru.

Inilah dampak ketika pendidikan berada dalam sistem kapitalis sekuler. Lain halnya jika sistem Islam yang dijalankan, pendidikan dalam sistem Islam benar-benar menjaga akidah umat, sehingga generasi yang dihasilkanpun adalah generasi yang taat pada Allah dan Rasulnya, karena dalam pandangan Islam tujuan pendidikan adalah pembentukan kepribadian Islamiyah umat.

 

Lilieh Solihah

 

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis