Lonjakan Kasus Covid-19
Meningkatnya kasus positif Covid-19 atau meninggal akibat pandemi di tengah kebijakan “new normal” ini perlu menjadi sorotan bersama. Pasien yang dinyatakan positif corona per 12 Juli 2020 menurut Kompas sebanyak 74.018 orang. Patut kita syukuri penambahan pasien sembuh sebanyak 1.190 orang tetapi dari pasien yang sembuh tersebut terdapat pasien yang meninggal 66 orang.
Kebijakan ini perlu dievaluasi. Jika yang menjadi tantangan adalah ketidakdisiplinan masyarakat dalam memenuhi protokol kesehatan, maka peningkatan kasus positif atau meninggal akibat Covid-19 tidak sebanyak ini. Terdapat dua poin yang perlu dilihat, kebijakan anggaran dan kebijakan koordinasi sistem mengenai penerapannya.
Anggaran sebesar Rp 695,2 triliun (kompas, 12 Juli 2020) tentunya perlu adanya penyerapan anggaran yang efektif dan transparan dalam menghadapi pandemi ini. Tercatat anggaran sebesar Rp87,55 triliun diperuntukkan bagi bidang kesehatan. Realisasi penyerapan anggaran kesehatan hingga 24 Juni baru 4,68 persen,” kata Kunta.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha menjabarkan realisasi anggaran tersebut antara lain insentif tenaga medis baru tersalurkan Rp 0,1 triliun dari jumlah Rp 5,9 triliun, bantuan iuran JKN belum terealisasi dari jumlah Rp 3 triliun, kemudian anggaran Gugus Tugas Covid-19 sudah terserap Rp 2,9 triliun dari jumlah Rp 3,5 triliun, serta insentif perpajakan di bidang kesehatan baru terserap Rp 1,3 triliun dari jumlah Rp 9,05 triliun.
Dari hal tersebut, optimalisasi dalam penyerapan anggaran serta pengawasan pemanfaatan dan pengawasan masing-masing lini agar optimal dalam koordinasi dan pemakaian anggaran mutlak dilakukan.
Tentunya dalam Islam, pos penganggaran terpusat di Baitul Mal. Dan dalam kondisi Pandemi seperti ini, Khalifah sebagai kepala negara akan dapat memfokuskan penanganan Pandemi dari Baitul Mal. Pengawasan dari Allah melalui ketakwaan masing-masing individu yang terbangun dalam sistem ini.
Ririn Wijayanti
[hw/LM]