Mendulang Profit Pasca Covid-19

Oleh : Isnawati

 

Lensa Media News – Virus yang dikenal dengan nama covid-19 ini benar-benar mengguncang dunia, tidak hanya mengancam nyawa tapi juga mental, sosial dan yang lebih fatal perekonomian. Berbagai lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, ADB juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi secara tajam.

International Monetary Fund (IMF) menyatakan ekonomi dan keuangan global saat ini mengalami krisis. Pernyataan itu diungkapkan oleh Ketua Komite Moneter dan Keuangan Internasional Lesetja Kganyago dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional Kristalina Georgieva. (Detikfinance, 28 Maret 2020).

Chef economist PT Bank CIMB Niaga TBK, Adrian Panggabean mengakui butuh solusi global untuk mengatasi krisis ekonomi akibat Covid-19. Ada tiga dimensi besar menurutnya yaitu wabah penyakit, kebijakan sosial-politik dan pengaruh negatif bagi perekonomian dunia. Menurut Adrian ketiga kombinasi tersebut saling berhubungan satu sama lain padahal menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) vaksin untuk menangani pandemi baru ada antara dua belas sampai delapan belas bulan ke depan atau pertengahan 2021. (Liputan 6.com, 26 April 2020)

Depresi ekonomi yang terjadi pada tahun 1930 tidak sampai seperti pandemi saat ini, wabah hari ini sampai mengarah pada resesi dunia seperti yang diprediksikan para pakar ekonom. Polemik tidak dapat dihindarkan sebab dihadapkan pada dua pilihan, nyawa atau ekonomi adalah dua pilihan yang sulit, faktanya walaupun memilih new normal life dengan protokol kesehatan tidak menjadi sebuah solusi.

Ketika salah dalam memahami sebuah persoalan salah pula meletakkan solusi. Menyelamatkan ekonomi menjadi pilihan padahal ekonomi beserta sektor lainnya hanyalah masalah cabang. Problem mendasarnya adalah wabah, buktinya masyarakat sangat khawatir dalam melakukan aktivitas di bawah intaian virus, walaupun new normal sudah diberlakukan. Bagaimana tidak was-was kebijakan new normal diberlakulan tapi di tengah mengganasnya pandemi, hal ini sangatlah berbahaya. Seharusnya Memadamkan wabah dan mencegah terjadinya transmisi virus secara meluas menjadi prioritas.

Dilema yang akut di segala bidang membuat kelimpungan dalam menangani wabah yang sebenarnya pasti terjadi, dengan solusi yang tidak pasti. Kebijakan yang digelontorkan bagaikan simalakama, lagi-lagi rakyat menjadi korban. Kapitalisme tegak di atas kepentingan, mendulang profit pasca Covid-19 membutuhkan waktu yang lama bahkan tidak mungkin. Kapitalisme terbukti sangat rapuh walaupun hanya sekedar memadamkan virus.

Kissinger mengatakan kerusakan yang disebabkan pandemi virus corona bersifat sementara, namun kekacauan politik dan ekonomi dapat berlanjut sampai beberapa generasi. Sebelum kekacauan politik dan ekonomi terjadi lebih parah sudah seharusnya pemerintah beralih sistem negara yang bersifat universal. Sistem yang mampu menjawab tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global meliputi geopolitik, geostrategi, geoekonomi.

Sistem ekonomi Islam dalam mengatasi krisis harus diperhitungkan dan merupakan langkah awal. Syariah Islam senantiasa memberikan perlindungan pada kehidupan manusia secara utuh, melindungi akidah, akal, darah, jiwa, kelahiran, keturunan, harta, kehormatan, keamanan dan negara.

Khilafah bukanlah buatan manusia, khilafah ajaran Islam yang mengatur kepemilikan harta dan jenis-jenis kepemilikan. Barang tambang, air dan energi haram diprivatisasi segelintir oligarki. Kegagapan, kecarut-marutan penanganan wabah yang melumpuhkan semua sendi kehidupan tidak akan ada, Khilafah tegak di atas ketaatan menuju Rahmatan Lil Alamin.
Sabda Rasulullah Saw.

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).

Wallahu a’lam bis swab

 

[LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis