Prosedur Berbelit Rakyat Menjerit
Oleh: Ummu Hafidz
(Komunitas Setajam Pena)
LensaMediaNews— Semenjak pendemi makin meluas di tanah air dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Rakyat banyak kehilangan pekerjaan dan kondisinya makin menderita, yang sebelumnya sudah sulit kini bertambah pelik. Dampak dari Covid-19 semakin dirasakan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan pas-pasan. Saat ini kondisi mereka semakin menderita. Pemerintah diminta untuk segera memberi bantuan yang sangat dibutuhkan rakyat. Bantuan tersebut berupa kebutuhan pokok dan keringanan-keringanan lainnya.
Sebuah vidio Bupati Bolaung Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara. Segan Salim Landjar viral di media sosial. Yaitu tentang, pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah pusat dianggap sulit, warga tidak bisa harus menunggu lama untuk mendapatkan bantuan itu. Berbelit-belitnya prosedur yang dilakukan pemerintah, saat rakyat menginginkan segera mendapat bantuan dari pemerintah, sementara kebutuhan perut tidak dapat di tunda-tunda. Sedang bantuan pemerintah tidak segera di realisasikan. Untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, rakyat melewati berbagai prosedur, melalui dari lengkapnya administrasi, membuka rekening bank, sementara perutnya perlu segera diisi.
Kebijakan pemerintah akibat Covid-19 masih jauh dari harapan rakyat. Solusi-solusi yang disampaikan pemerintah tidak menyelesaikan masalah tetapi malah menambah masalah. Misalnya saat pemerintah memberi bantuan BLT kepada rakyat, di sisi lain pemerintah menaikkan tarif listrik, bagi rakyat yang daya listriknya 1300 V keatas. Rakyat yang sudah kehilangan mata pencaharian masih terbebani naiknya listrik, belum lagi rakyat yang mempunyai cicilan, akibatnya semakin tercekik kehidupannya.
Terkait kebijakan pemerintah yang saling berbenturan, lambat dalam mengambil keputusan, juga keputusan pemerintah yang membingungkan bagi rakyat maupun pemerintah daerah, ini membuktikan pemerintahan sangat kacau dan amburadul. Pemerintah mengambil kebijakan tidak sesuai dengan kondisi di bawah. Sebagaimana Rosul Saw bersabda, “Siapa saja yang diserahi oleh Allah untuk keperluan umat, lalu dia tidak memperdulikan kebutuhan dan kepentingan mereka maka Allah tidak akan memperdulikan kebutuhan dan kepentingannya pada Hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Dalam Islam, kesehatan dan keamanan juga kebutuhan dasar harus terpenuhi, apalagi saat menghadapi wabah pendemi. Islam mengatasi wabah pendemi dengan tindakan prefentif dan kuratif.
Tindakan prefentif adalah tindakan pencerahan. Islam mewajibkan kaum muslimin untuk melaksanakan amar ma’ruf nahiy mungkar. Agar rakyat berprilaku sehat, baik fisik, mental maupun sosial. Islam memerintahkan umatnya untuk bergaya hidup sehat. Negara memiliki peran penting dalam menjaga perilaku sehat rakyatnya. Hal ini sangat penting agar pemulihan wabah segera cepat berakhir, karena rakyat dan pemerintah daulah membangun sistem imun yang baik melalui pola hidup sehat.
Tindakan kuratif yaitu tindakan yang dilakukan pemerintah saat wabah pendemi sudah menyebar. Apabila wabah telah menjangkiti suatu wilayah maka pemerintah segera melakukan tindakan kuratif agar penyakit tidak menyebar luas ke wilayah yang masih aman. Sebagaimana sejarah telah mencatat, saat wabah kusta terjadi pada jamannya Rasulullah Saw, untuk itu Rasulullah mengatasi wabah tersebut dengan menerapkan karantina atau isolasi bagi penderita dan Rasul memerintahkan untuk tidak dekat-dekat dengan penderita tersebut. Seperti sabda beliau,”Jika kalian mendengar wabah terjadi sesuatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah terjadi diwilayah tempat tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu”. (HR.Al-Bukhari)
Dari hadits tersebut dimana negara Khilafah akan menerapkan kebijakan karantina dan isolasi yang jauh dari pemukiman penduduk, dan penderita diperiksa dengan teliti. Kemudian melakukan langkah-langkah pengobatan, sedangkan petugasnya diberi fasilitas dan pengamanan khusus agar tidak tertular.
Selain kebutuhan keamanan dan kesehatan yang harus terpenuhi, maka pemerintahan Khilafah memenuhi pangan terhadap rakyat yang sehat maupun rakyat yang sakit. Seperti yang di contohkan Umar bin Al-Khaththab ra. Beliau mengatur dan bertanggung jawab segala sesuatu yang berhubungan dengan penderitaan rakyatnya. Bahkan beliau rela hidup miskin asal rakyatnya terjamin kehidupannya.
Waullahu’alam bishawab.
[Hw/Lm]