Islamofobia, Akal-akalan Kapitalis di Masa Krisis

Oleh: Ummu Kembar

(Komunitas Setajam Pena)

 

 

LensaMediaNews— Islamofobia kembali menggema. Umat Islam di beberapa negeri terkena imbasnya. Seperti dilansir kumparan.com (12/04/2020), di tengah Wabah pandemi covid -19, umat Islam di berbagai negeri menjadi korban tindakan diskriminasi dan kebencian warga non-muslim. Hal ini tidak hanya terjadi di barat seperti Inggris atau Amerika Serikat, tetapi juga di Asia tepatnya di India. Polisi Inggris awal bulan ini menyelidiki kelompok sayap kanan yang menyebar rumor soal muslim.

 

Di beritakan The Guardian, kelompok supremasi kulit putih menggunakan media sosial untuk memfitnah warga muslim. Di facebook dan twitter, mereka menyebar foto dan meme shalat berjamaah di masjid Inggris untuk menunjukkan bahwa warga muslim melanggar _physical distancing_ dan semakin menyebar virus corona. Salah satu video disebarkan oleh Tommy Robinson pendiri kelompok radikal liga pertahanan Inggris (EDL) dengan klaim adanya “masjid rahasia di Birmingham. Video itu telah disaksikan 10 ribu kali di twitter. Namun, klaim tersebut dibantah oleh kepolisian Inggris dan lembaga advokasi anti hoaks, Tell Mama. Mereka mengatakan video dan foto itu sudah lama, jauh sebelum wabah virus corona.

 

Taktik yang sama juga digunakan kelompok Radikal kulit putih di Amerika serikat. Diberitakan Huffington post, kelompok supremasi kulit putih As yang menghembuskan rumor bahwa, _lockdown_ di kota-kota AS akan dicabut menjelang Ramadan, agar muslim bisa beribadah di masjid. Padahal kata mereka gereja-gereja saja tutup saat paskah.

 

Di India juga demikian kelompok Hindu sayap kanan radikal menjadikan muslim sebagai kambing hitam penyebaran virus corona. Terutama salah satu klaster penyebaran corona terjadi di markas Jamaah Tablig yang melanggar aturan berkumpul. Meme foto dan video soal muslim di India semakin memicu Islamofobia di negara yang baru saja terjadi konflik agama yang menewaskan 50 orang. Salah satu video memperlihatkan pria yang disebut meludah ke polisi, di tuduh menyebar corona. Belakangan terbukti video itu tak ada hubungannya dengan corona. Ternyata beberapa video direkam sejak lama.

 

Sebenarnya siapa dalang di balik sentimen terhadap Islam di Barat ini? Sayangnya sentimen anti Islam di India justru dihembuskan oleh politikus negara itu. Tokoh senior partai berkuasa yaitu Partai Baratiya Janata Party, Muktar abbas Naqvi mengatakan, tindakan jamaah Tablig itu “kejahatan Taliban”. Kelompok sayap kanan di India dan AS kompak menggunakan tanda tagar #Coronajihad untuk mendiskreditkan umat Islam.

 

Mereka menuduh muslim sengaja menyebar corona untuk membunuh non muslim. Menurut lembaga HAM Equality labs, tagar ini sudah di gunakan 300 ribu kali antara 29 Maret dan 3 April. Tagar #coronajihad adalah penyakit akut masyarakat sekular yang sedang mengkampanyekan anti diskriminasi dan kesetaraan. Faktanya selalu saja muncul kasus-kasus Islamofobia yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang terorganisir, bahkan ini menjadi kampanye para politisi untuk meraih suara atau dukungan.

 

Ini menjadi bukti nyata kerusakan di tengah-tengah masyarakat yang menerapkan sistem sekular yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Dan juga kegagalan sistem kapitalis untuk menciptakan integrasi atau keharmonisan di dalam masyarakat. Dimana kaum muslim selalu saja menjadi korban diskriminasi. Dituduh sebagai teroris, radikal, anti toleransi dan sebagainnya.

 

Dari masalah ini, negara seharusnya bertanggung jawab atas diskriminasi tersebut. Yaitu dengan menjaga keharmonisan antar umat beragama. Tetapi kenyataannya negara justru lalai dalam penangannya. Bahkan terkesan turut serta memojokkan umat Islam.

 

Hal ini berbeda dengan sistem Islam. Dalam Islam sangatlah menjaga keharmonisan antar umat beragama. Saling menghormati dan menghargai tanpa turut campur ibadah masing-masing. Tidak ada paksaan bagi warga negara Islam dalam masalah aqidah dan ibadah. Namun, dalam pengurusan umum seperti pelayanan kebutuhan pokok, kesehatan dan pendidikan semua diperlakukan sama. Tak ada perbedaan dalam penanganannya, entah itu muslim ataupun non muslim. Islam akan menindak tegas siapa saja yang melakukan diskriminasi terhadap sesama manusia. Mereka akan diberi hukuman sesuai dengan perbuatannya.

 

Maka, itulah kenapa pentingnya Islam diterapkan secara menyeluruh dalam sebuah negara, untuk mengatur kehidupan masyarakat, agar tercipta keamanan, kenyamanan dan keharmonisan di tengah umat secara merata, biidznillah.
[Hw/Lm]

Please follow and like us:

Tentang Penulis