Oleh: Sri Purwanti, Amd. KL
Pegiat literasi, Penulis Bela Islam

 

 

LensaMediaNews— Keluarga merupakan struktur terkecil dari masyarakat, tempat pertama bersemainya rasa cinta, kasih sayang, empati dan saling menghargai.

 

Rasa cinta adalah salah satu fitrah manusia yang merupakan perwujudan dari gharizah nau (naluri melestarikan keturunan). Rasa cinta orang tua kepada anak-anaknya adalah salah satu karunia Allah yang dianugerahkan kepada orang tua sebagai bekal untuk mendidik anaknya, karena anak adalah amanah yang harus di jaga, dan dididik dengan sepenuh hati sesuai dengan ajaran Islam, sehingga kelak mereka tumbuh menjadi generasi yang kuat dan berkualitas.

 

Keluarga yang bisa mempersiapkan generasi terbaik adalah keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan kasih sayang terhadap anggota keluarganya. Terutama kasih sayang kepada anak, karena pemenuhan kebutuhan kasih sayang anak akan berperan untuk menentukan kepribadian anak pada masa yang akan datang. Anak yang kurang kasih sayang orang tuanya akan cenderung menjadi anak yang keras jiwanya, mudah frustasi, labil dan memiliki semangat hidup serta etos kerja yang rendah.

 

Cinta dan kasih sayang orang tua harus diungkapkan sehingga anak akan memahami bahwa dia dicintai, dan kehadirannya diharapkan oleh orang tuanya. Rasa cinta dan kasih sayang yang diungkapkan lewat kata-kata bisa membantu anak untuk memupuk rasa percaya dirinya, memperlancar komunikasi anak dengan orang tua. Anak juga akan tumbuh menjadi sosok yang bisa menghargai kondisi di sekitarnya.

 

Ada beberapa cara untuk mengungkapkan rasa cinta kepada anak:

Pertama, mengucapkan kata cinta “ana uhibbuka fillah”, “I love You” dan sejenisnya menjelang tidur, sehingga kata-kata itu akan terekam dalam benak anak.

 

Kedua, ketika anak masih kecil orang tua bisa memberikan sentuhan fisik yang bisa mengekspresikan rasa kasih sayang baik pelukan, usapan kepala maupun ciuman kepada anak, kadang ada sebagian orang tua yang merasa risih ketika memberikan ciuman dan pelukan kepada anak, padahal Rasulullah sudah menjelaskan dalam sebuah hadis, yang di riwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, dari Aisyah ra berkata; ”Ada seorang Arab Badui datang kepada beliau kemudian berkata, “Apakah kalian sering mencium anak-anak kalian? “Kami tidak pernah sekalipun menciumi mereka”. Kemudian Nabi menoleh mereka dan bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi”

 

Ketiga, memberikan panggilan yang baik,” sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Hujurat [49] : 11 yang artinya: “…janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk-buruk…

 

Terkadang orang tua memberikan panggilan yang lucu namun bermakna kurang baik (semisal Bagong, karena perutnya gendut) tanpa menyadari dampaknya terhadap psikologi anak.

 

Keempat, memberikan apresiasi dan pujian atas kebaikan yang mereka lakukan sehingga anak akan merasa di hargai.

 

Kelima, memberikan waktu yang berkualitas, mengisi momen berkumpul dengan anak dan anggota keluarga yang lain dengan hal-hal yang bisa menambah tsaqafah, seperti berdiskusi tentang kondisi terkini, mendengarkan cerita tentang aktivitas mereka, membantu mencarikan solusi atas pemasalahan yang sulit dipecahkan.

 

Keenam, komunikasi yang baik, intens, dan terbuka antara anak dan orang tua. Anak harus di ajari bagaimana cara berkomunikasi yang baik, menggunakan bahasa yang baik serta dilatih untuk bersosialisasi.

 

Kasih sayang orang tua merupakan pondasi untuk membentuk kepribadian anak secara utuh. Sudah selayaknya orang tua memenuhi tangki-tangki cinta ananda sebagai bekal mereka untuk menjadi generasi salih dan salihah.

Wallahu A’lam Bish Shawab. [El/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis