Rakyat Tak Butuh Istilah, Butuh “Real Action”
Pemerintah telah menetapkan virus corona (Covid-19) sebagai jenis penyakit dengan faktor risiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, Presiden Joko Widodo telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat dalam rangka menangani kondisi tersebut. Demi mengatasi dampak wabah Covid-19, pemerintah pun telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masyarakat, bukan karantina wilayah.
Selain itu, pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan bagi masyarakat yang terdampak wabah, khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah. Kebijakan yang dimaksud mulai dari penambahan jumlah penerima program kesejahteraan, meringankan pembayaran kredit, hingga menggratiskan tarif listrik. (Kompas.com, 31/03)
PSBB meliputi paling sedikit tiga kegiatan yaitu peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Sementara prosedur PSBB di daerah harus mendapatkan izin menteri, kemudian menteri menyampaikan kepada ketua gugus tugas penanganan covid-19, lalu jika memenuhi kriteria PSBB maka ketua gugus tugas menyampaikan kembali kepada menteri jika setuju baru diberlakukan pada daerah yang mengajukan.
Prosedur yang rumit kalaupun kebijakan PSBB yang ditetapkan oleh Presiden di tengah wabah pandemi saat ini. Rakyat butuh _real action_ bukan hanya sekedar istilah, mulai dari istilah _Social Distancing, Physical Distancing,_ karantina wilayah, _lockdown,_ PSBB dan darurat sipil. Apalah arti istilah bagi rakyat bawah jika penanganan covid-19 terkesan lambat dan rakyat dianjurkan stay di rumah tapi pemenuhan kebutuhan pokok mereka masih tanda tanya tanggung jawab siapa.
Dan sebenarnya pemenuhan kebutuhan pokok rakyat adalah tanggung jawab negara terutama rakyat bawah. Namun, melihat prosedur PSBB yang rumit dan tidak jelas deadline nya kapan sementara untuk urusan perut atau kebutuhan pokok manusia tak bisa ditunda. Sekali lagi apapun kebijakan yang diambil pemerintah, rakyat hanya butuh real action.
Waringin Kurung, Serang-Banten