Kurangnya Pemahaman Masyarakat
Dilansir dari portal Makassar.com, satu keluarga mulai terserang demam setelah memandikan jenazah HA (50), korban Covid-19 yang meninggal dunia pada tanggal 15 Maret lalu. HS yang masih saudara angkat HA dibawa ke puskesmas dengan suhu badan 37,5°C, kemudian menyusul kondisi anak dan suaminya yang sedang drop (21/03). Lain lagi kondisi yang terjadi di Jember, Jawa Timur. Ada pembubaran hajatan pernikahan oleh aparat keamanan karena wabah Covid-19 yang terjadi (24/03). Kondisi yang sama juga terjadi di Jakarta Barat yang sempat viral, dua resepsi pernikahan dibubarkan aparat.
Merespon kondisi ini, tentu saja dapat memperbanyak jumlah masyarakat yang rentan terserang Covid-19, karena banyaknya orang yang berkumpul dan berinteraksi pada sebuah acara. Baik itu kematian lebih-lebih pasien Covid – 19, pernikahan, ataupun acara yang lainnya. Inilah akibat kurangnya pemahaman masyarakat dan masih memandang remeh tentang bahaya Covid-19.
Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan kerjasama dari berbagai elemen masyarakat. Seperti aparat keamanan pemerintah yang tidak hanya membubarkan acara, tapi juga memberikan edukasi serta sanksi yang tegas kepada semua yang terlibat dan yang melanggar aturan. Juga adanya kesamaan keputusan dari aparat pemerintah di tingkat pusat dan daerah dalam mengatasi wabah Covid-19.
Ida Lum’ah
(Jember, Jawa Timur)
[ah/LM]