Racun Kesetaraan, Jebakan Kafir Barat

Oleh : Chori Surya Dewi, Amd. Keb.

(Praktisi Kesehatan) 

 

LensaMediaNews – Dunia memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2020 lalu. Kali ini PBB mengangkat tema “Saya Generasi Kesetaraan: Menyadari Hak Perempuan.”

Kampanye generasi kesetaraan mengajak orang dari setiap gender, usia, etnis, ras, agama dan negara untuk mendorong aksi yang diharapkan akan mampu menciptakan kesetaraan gender dunia karena semua layak mendapatkannnya.

Tujuan kampanye tersebut untuk memobilisasi berakhirnya kekerasan berbasis gender, menciptakan keadilan dalam ekonomi dan hak untuk semuanya. Selain itu juga otonomi tubuh, kesehatan, hak seksual dan reproduksi, serta tindakan feminis untuk keadilan iklim. Selain itu, berharap adanya teknologi dan inovasi untuk kesetaraan gender dan kepemimpinan feminis (republika.co.id, 8/3/2020).

Perempuan identik dengan cantik, indah dan butuh perlindungan. Sayangnya, kaum feminis memandang perempuan tertindas atas laki-laki, menganggap seharusnya perempuan juga bisa mempunyai hak yang sama seperti kaum adam. Dari sinilah pemikiran kesetaraan gender mulai terbentuk. Mereka merasa tidak adil kalau perempuan hanya bisa di rumah saja menjadi ibu, mengurus anak dan suami. Seolah-olah hak perempuan direnggut oleh kaum lelaki, dengan dalih seperti terkurung dalam sangkar tidak bisa bebas menikmati kehidupan di luar.

Para penggagas kesetaraan gender sangat gencar berkampanye, seolah merekalah yang paling tertindas dan butuh bangkit dari segala keterpurukan. Kaum feminis ini tidak henti-hentinya menyosialisasikan berbagai hak yang mereka rasa perlu didapat oleh semua perempuan.

Dengan mengusung tema kesetaraan gender, mengartikan bahwa wanita itu sama dengan lelaki dalam semua lini kehidupan. Hal ini mengakibatkan banyak perempuan yang mengiyakan feminisme, karena ini suatu perubahan yang akan membawa kemerdekaan bagi mereka.

Sungguh pemikiran yang sangat menyesatkan bagi perempuan, yang di era liberal ini akan membawa dampak yang begitu hebat, yakni semakin menjauhkan agama dari kehidupan.

Berbagai permasalahan yang terjadi terkait perempuan tidak bisa lepas dari sistem sekuler liberal saat ini. Kebebasan begitu diagungkan, sedangkan ajaran agama malah dijauhkan. Sehingga banyak sekali kasus yang menimpa kaum perempuan saat ini, mulai dari pelecehan seksual, disharmoni keluarga, ketidakpastian jaminan kesehatan dan lain-lain.

Apakah dengan adanya kesetaraan gender bisa menyelamatkan wanita dari berbagai problem? Jelas tidak sama sekali! Malah yang ada akan menimbulkan masalah baru.

Sebenarnya kampanye kesetaraan gender hanyalah cara yang digunakan orang-orang barat untuk mengubah pemikiran perempuan khususnya muslimah di seluruh dunia menjadi sekuler liberal. Bagaimana tidak, dengan perempuan bekerja saja sudah menjadikan dia sebagai objek, dieksploitasi mulai dari kecantikan hingga keindahan tubuhnya.

Parahnya lagi kaum perempuan tidak sadar akan hal itu, malah banyak yang mati-matian untuk mendapatkan kecantikan yang dijadikan standar untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Karena menurut mereka akan sangat disayangkan jika memiliki tubuh yang begitu elok tertutupi dan tidak terekspos.

Benar saja banyak perempuan yang rela menempuh jalur kilat, menjual harga diri dengan iming-iming diorbitkan menjadi selebritas. Materi dan materi, itulah tujuan kaum sekuler memanfaatkan apapun yang tersedia untuk dijadikan uang. Tidak ada kepuasan yang akan berakhir, mereka akan terus dan terus semakin gencar menyuarakan ide-idenya untuk menjaga eksistensinya.

Belum lagi keharmonisan keluarga yang semakin menipis dengan banyaknya kasus perceraian. Orang tua bercerai, anak terlantar menjadikan generasi bangsa terpuruk. Pelecehan, pemerkosaan hingga pembunuhan terhadap wanita oleh kekasih dan sebagainya.

Begitulah potret masa kini yang semakin hari semakin carut-marut. Dengan adanya kesetaraan gender , ternyata bisa melindungi perempuan dari berbagai problem. Sungguh miris sekali, jika kaum perempuan mengiyakan hal ini dan turut serta dalam kebijakan yang jelas sangat merugikan dirinya. Butuh pelindung yang benar-benar tidak hanya melindungi tetapi juga memuliakan wanita.

Hanya sistem Islamlah yang bisa mewujudkan hal itu. Banyak sekali kejadian saat Khilafah eksis dengan begitu gagah dan hebatnya pemimpin pada saat itu melindungi umatnya, terutama muslimah. Seperti Khalifah Al Mutashim billah yang mengerahkan ribuan pasukan mengepung kota Amuriyah (Romawi), hanya untuk membela seorang muslimah. Percayalah bahwa aturan Islam yang berasal dari Allah SWT, bukan membatasi perempuan, akan tetapi menjaga dan memberi manfaat bagi kita kaum muslimah.

Wallahu a’lam_ bish showab.

 

[ry/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis