Oleh: Shafiyyah Zahra Mustanir

 

Tolong jangan bicara cinta dan rindu

Itu terlalu biasa

Tapi ajariku mengenal dia

Sang pengenggam semesta raya

Yang kini mencuri hati dan logika

Tapi, aku tak tau

Air mata tak lagi sudi 

Menyapa

Aku hampa 

Aku rindu menangis, tapi ia tak kunjung tiba

Mungkin hati sedang mengeras

Adakah cara pecahkan

Dan leburkan ia dalam

Deburan bahagia yang sejati?

Aku masih mencarinya

 

Muak aku dengan sandiwara dunia

Jemu dengan kepalsuan yang ada

Kini wajah yang tersisa 

Hanya mengasongkan diri

Mengejar cahaya semu

 

Ah bedebah …

Sudahlah …

Rehatkan hati sejenak

Akui kealfaan 

Tobati perbuatan

Hingga aku bisa

Menemukan cahayaNya

Dalam lautan pesan CintaNya

Bahwa segalanya hanya tentang Dia

 

Mati kini bukan lagi tentang ingatan

Tapi berserak di setiap sudut pandang mataku

 

Tapi mati tak cukup

Temukan DIA

Saat hati masih jumawa

Ia tak akan menyapa

Saat rasa masih meraja

Kau tak bisa temuiNya

 

Sungguh dosa adalah satu satunya

Penghalang antara aku dan DIA

Dan kini

Dilema menyapa

Enggan pergi walau sudah ku usir

 

Bagaimana dia pergi

Kini negriku ajariku

Menjadi pendosa

 

Bumi pertiwi telah ternoda

Oleh piciknya muslihat beretoris manis penuh semangat

Berlagak perduli pada jatuhnya nyawa yang menyesakkan dada

Padahal kami tinggal dalam kesakitan

Dan mereka 

Masih berteriak lantang

Dan katakan,

“Kalian akan baik baik saja.”

 

[LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis