Virus Corona (COVID-19) tiba-tiba menjadi perbincangan di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Baik di dunia nyata terlebih di dunia maya dengan beragam jenis pemberitaan.

Kepanikan terlihat dihampir semua negara karena penyebarannya yang begitu cepat. Membatasi penerbangan dari dan keluar negara yang menjadi episentrum virus untuk mencegah penyebaran virus ini. Virus yang diduga dimulai dari pasar hewan liar Huannan di kota Wuhan, Cina ini, sejak diberitakan menjadi trending topik di media sosial (medsos).

Arab Saudi sebagai negara penyelenggara haji dan umroh, menghentikan umroh sepanjang tahun 2020. Sikap ini mengindikasikan bahwa virus ini berbahaya karena transmisinya sudah melalui manusia ke manusia. Tidak seperti keluarga virus corona yang lain, diantaranya SARSCov dan MERSCov.

Di Indonesia sendiri, sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ada dua WNI positif terkena Covid-19, kepanikan warga mulai terlihat. Mulai dari aksi penimbunan masker hingga langkanya rempah-rempah di pasaran. Data dari juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona per tanggal 9 maret 2020 berjumlah 19 kasus yang terkontaminasi positif.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah pun langsung menunjuk jubir khusus untuk penanganan covid-19 ini. Selain itu, pembangunan rumah sakit khusus untuk menangani wabah virus direncanakan akan rampung dalam dua pekan. Pun dana Rp72 miliar untuk influencer begitu mencengangkan.

Sikap pemerintah menyikapi virus ini terkesan berlebihan atau bisa dikatakan terlambat, mengingat hubungan dagang Indonesia-Cina yang begitu erat. Belum lagi TKA-TKA dari Cina yang keluar masuk begitu bebas plus wisatawan-wisatawan dari negara-negara yang menjadi episentrum virus ini. Semoga Covid-19 ini bisa diantisipasi dengan bijak.

Membiasakan perilaku sesuai tuntunan hukum syara’ dengan mengkonsumsi makanan yang halal dan baik adalah perkara mutlak bagi seorang muslim.

Wallahua’lam.

 

Suryani Syahrir
(Dosen dan pemerhati generasi, Makassar)

[hw/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis