Hati-hati “Dejilbabisasi”
Ramai, umat muslim dibuat geram, khususnya kaum muslimah. Bagaimana tidak, pernyataan dari isteri mendiang almarhum GusDur, salah satu mantan presiden di negeri ini menyatakan bahwa jilbab bukanlah kewajiban seorang muslimah. Jelas saja pernyataan ini membuat banyak kontroversi.
Terlihat jelas, bahwa liberalisasi telah sangat merusak ajaran Islam yang sebenarnya. Tidak heran memang disaat sistem sekuler yang mana adanya pemisahan agama dari kehidupan membuat para pemujanya menjadi hidup semaunya. Bebas dengan aturan dan kepentingannya sendiri. Tanpa memperdulikan bahwa aturan yang hakiki adalah aturan yang telah tertulis dalam Alquran.
Tidak hanya itu, salah dalam menafsirkan isi Alquran bisa membuat penyesatan terhadap umat. Menimbulkan gagal paham di masyarakat, akhirnya bisa menimbulkan banyak muslimah yang melepas jilbabnya karena pernyataan yang sesat. Umat harus berhati-hati, karena ini salah satu pernyataan yang menjauhkan kaum muslimin menjauhi syariat.
Padahal jelas, bahwa Islam mewajibkan bagi seluruh muslimah untuk menutup auratnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Perintah Allah ini telah berada dalam Alquran surat Al- Ahzab: 59. Jilbab bukanlah pakaian tradisi Arab, jilbab adalah pakaian muslimah. Wajib hukumnya. Wallahu a’lam biashowab. [LM]
Nurul Rachmadhani
Ciomas-Bogor