Ancaman Resesi Seks Menghantui

Oleh: Adira, S.Si
(Guru di SMA 8 Bulukumba/ member WCWH)

 

LensaMediaNews – Umat Islam bisa bangkit kembali jika kembali pada pemikiran-pemikirannya yang cemerlang. Khazanah pemikiran Islam tiada tandingannya jika disandingkan dengan semua ideologi yang pernah ada. Karena kecemburuan terhadap sumber-sumber pemikiran Islam, mendorong Spanyol pada tahun 1499 melakukan pemberangusan terhadap buku-buku yang dikumpulkan dari 195 perpustakaan kota dan dari rumah-rumah yang menyimpan koleksi buku-buku di Granada. Meski dengan kelicikan mereka, tetap saja menyisakan sejumlah besar manuskrip yang berupa buku-buku pedoman Arab tentang obat-obatan dan astronomi. Saat itu bulan Desember, umat Islam telah kehilangan hartanya yang sangat berharga.

Penderitaan umat Islam di Spanyol memang sangat panjang. Sebelum pemberangusan referensi-referensi Islam. Dewan inkuisisi terus membantai umat Islam korban tercatat tidak kurang sembilan juta orang muslim. Sejak tahun 1333 hingga tahun 1835, lima abad lamanya dewan suci yang zalim ini merealisasikan kekejian.

Umat ini yang dulu pernah sangat mulia, kini berada di titik yang terendah. Sebab semakin jauh meninggalkan pemikirannya yang sahih. Terkagum-kagum pada pemikiran yang jauh dari Islam bahkan berada dalam kondisi mabuk menenggak kapitalisme dan tidak sedikit yang terbuai memuja-muja sosialisme.

Kemajuan materi membuat sebagian kalangan silau dengan kapitalisme, mereka berkiblat pada negara-negara pengembannya sebagai model bangsa-bangsa yang berkemajuan. Padahal sesungguhnya sistem mereka telah membawa manusia pada peradaban yang paling rendah daripada binatang.

Kebebasan yang mereka agung-agungkan kini melahirkan kesengsaraan bagi mereka sendiri. Ancaman lost generation adalah masalah demografi yang sangat mengancam negara induk kapitalisme Amerika Serikat, setelah Jepang terlebih dahulu mengalami resesi seks.

Fenomena resesi seks yang mengkhawatirkan terjadi di Amerika Serikat ini, menurut seorang analis politik dan ekonomi AS, Jake Novak berkata, “Hal ini seperti pertanyaan “ayam atau telur”: apakah Amerika menghadapi tantangan ekonomi karena orang Amerika yang lebih muda berhubungan seks lebih sedikit? Atau apakah orang Amerika yang lebih muda berhubungan seks lebih sedikit karena tantangan ekonomi mereka yang unik?” (Liputan6.com, 04/11/2019).

“Berdasarkan data itu, masuk akal bahwa jutaan orang Amerika yang memasuki masa dewasa selama resesi hebat satu dekade yang lalu lebih cemas tentang pernikahan dan seks,” ungkap Novak dalam tulisannya di CNBC, dikutip Senin (04/11/2019).

Analisis ini menunjukkan semakin kurangnya keinginan untuk melakukan seks dalam hubungan resmi, karena pemuasan seks bisa terpenuhi dengan tersedianya konten-konten pornografi, mulai dari film porno online hingga video game canggih. Selain itu media sosial digunakan banyak orang sebagai pengganti kontak manusia yang nyata, terutama bagi pria.

Seks kasual “tanpa ikatan” lebih diminati dan menjadi pilihan banyak orang di negeri Paman Sam ini. Pria-pria dewasa banyak memilih hidup single, daripada menanggung beban nafkah, karena mereka bisa melampiaskan syahwatnya secara bebas tanpa batas.

Belum lagi perilaku LGBT, hidup bersama dalam sebuah rumah “melahirkan” anak-anak yang tidak jelas nasabnya adalah kegoncangan yang akan menghantui sepanjang waktu, jiwa-jiwa yang rapuh yang akan terus bertumbuh.

Allah SWT berfirman, “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS : Al A’raf :179).

Mereka memilih kehidupan yang tidak beradab, bahkan lebih sesat dari binatang ternak. Tapi sayangnya sebagian kita tetap nyaman dengan sistem ini, padahal Islam menawarkan sistem hidup yang begitu memuliakan manusia.

Dalam Islam perilaku seks menyimpang dapat dicegah dengan pemahaman yang benar tentang sistem pergaulan. Hubungan seksual terjadi hanya dalam ikatan pernikahan yang sah. Apabila semua aturan diterapkan berlandaskan Islam, maka kesejahteraan fisik berupa kekayaan materi dan kemajuan teknologi akan dengan mudah diraih. Sebaliknya semuanya mudah dihancurkan saat dibangun dengan pemikiran yang rusak.

Umat Islam tak seharusnya silau dengan apa yang mereka telah raih, karena sesungguhnya semua itu ditegakkan dari dasar yang rapuh. Sebaliknya harus fokus agar syariat Allah kembali diterapkan untuk membangun kejayaannya kembali.

Wallahu a’lam bishshawab.

[ah/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis