Resolusi 2020: Hidup Mulia, Sejahtera dan Jaya Dengan Khilafah
Oleh: Zhuhriana Putri
(Aktivis Kampus USU)
LensaMediaNews— Tahun 2019 telah berlalu, kini kita telah memasuki tahun baru 2020. Namun, persoalan-persoalan yang terjadi satu tahun silam belum juga terselesaikan hingga detik ini. Tahun yang meninggalkan kisah yang sangat memilukan bagi rakyat Indonesia dan Dunia. Berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai bidang kian hari semakin pelik dan rumit. Hal ini semakin menunjukkan bahwa sistem yang diterapkan hingga detik ini yaitu sistem kapitalisme tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Mulai dari bidang kesehatan, pemerintah membuat keputusan akan menaikkan premi BPJS hingga seratus persen. Diberlakukan mulai 1 Januari 2020. Dan pemaksaan untuk menjadi peserta BPJS terus dilakukan. Sementara jaminan akses publik terhadap pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan semakin minus dengan akan diberlakukannya pembatasan pada pelayanan dasar saja. Dan adanya ancaman ditutupnya pelayanan publik jika tidak terdaftar sebagai peserta BPJS. Hal ini sesuai dengan pandangan neoliberalisme bahwa kesehatan adalah jasa yang harus dikomersialkan.
Dalam bidang pangan, International Food Policy Research Institute (IFPRI) menyebutkan bahwa 22 juta orang Indonesia masih menderita kelaparan kronis. Namun, di tengah kondisi ini, Bulog justru membuang 20 ribu ton beras karena mengalami penurunan atau disposal stock. Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah menilai, besarnya nilai disposal turut dipengaruhi pengadaan beras yang berlebihan oleh pemerintah. Terutama, importasi beras yang mencapai 2,25 juta ton sepanjang 2018—naik tajam dari tahun 2017 dan 2016 yang hanya 0,71 ton dan 1,28 ton (tirto.id). Hal ini menunjukkan bahwa stok pangan yang berlimpah tidak memberikan manfaat bagi rakyat karena sejumlah aturan yang kacau.
Dalam bidang ekonomi, masyarakat dikejutkan dengan besarnya kenaikan hutang luar negeri Indonesia. Lapangan pekerjaan banyak diberikan ke imigran-imigran Cina. Infrastruktur yang banyak dibangun dengan utang China tak berkorelasi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Apalagi terhadap pemerataan. Hal ini tampak nyata dengan apa yang terjadi di Papua. Pabrik-pabrik banyak yang ditutup, impor makin tidak terkendali, pengangguran makin tinggi, dan harga-harga kebutuhan pokok terus melambung tinggi. Semuanya semakin membebani rakyat, terutama bagi si miskin. Belum lagi kasus yang baru saja terjadi dan membuat heboh sejagat raya, yaitu kasus gagal bayar skandal Jiwasraya.
Dengan permasalahan yang semakin pelik dan rumit ini, masyarakat harus sadar bahwa sistem yang diterapkan hari ini tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Tapi justru yang terjadi adalah sistem hari ini menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang semakin rumit. Maka masyarakat haruslah menyadari solusi dari segala permasalahan ini. Solusi sistemik, dengan mengubah sistem yang rusak menjadi sistem yang shahih. Maka tiada sistem shahih selain dari Islam.
Penyelesaian dengan solusi Islam tentu bukan hanya berharap pada aspek maslahat dan diambil secara parsial di satu bidang saja. Misal dalam bidang ekonomi dengan meninggalkan praktik Bancassurance agar tidak terulang kasus skandal Jiwasraya atau melakukan dedolarirasi dan menggunakan dinar agar nilai tukar uang menjadi stabil. Seperti yang diungkapkan CNBC Indonesia, melalui dedolarisasi lewat penggunaan Dinar berbasis emas ini diharapkan bisa menjadi patokan mata uang sehingga nantinya inflasi akan bernilai 0 dan merubah tatanan ekonomi baru.
Solusi Islam harus diambil total hingga ke akarnya mulai dari asas dan seluruh sistemnya. Karena Islam adalah sebuah ideologi yang memiliki aturan dalam seluruh bidang. Mulai dari bidang politik, kesehatan, pangan, pendidikan, ekonomi, muamalah, hukum, dan sangsi. Begitu juga Islam memiliki solusi tuntas atas segala permasalahan yang ada. Penerapan sistem Islam ini hanya bisa terwujud dengan mengadopsi sistem politik Islam yaitu dalam bingkai Daulah Khilafah.
Sebagai seorang muslim kita mengimani bahwa dengan tegaknya seluruh syariat Allah dalam bingkai khilafah akan mendatangkan maslahat bagi semesta alam. Dan secara empiris maupun historis, khilafah adalah sistem politik yang telah terbukti mengatasi beragam krisis yang hari ini tak mampu diatasi oleh sistem kapitalis. Dan ini telah terjadi dalam penerapan khilafah selama lebih dari 13 abad yang mampu menguasai hingga dua pertiga dunia. Maka dunia telah membuktikannya, dengan penerapan sistem Islam dalam bingkai khilafah mampu mewujudkan kehidupan mulia, sejahtera, dan jaya. [RA/LM]