Oleh: Sri Purwanti, AMd.KL
(Pegiat literasi, Member AMK)

 

لُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، حَتَّى يُعْرِبَ عَنْهُ لِسَانُهُ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. al-Baihaqi dan ath- Thabarani)

Hadis di atas menjelaskan tentang peran orang tua dalam memengaruhi akhlak dan karakter anak, karena sebenarnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci bak selembar kertas putih, orang tuanya lah yang berperan besar untuk mewarnai kertas tersebut.

Sebagai orang tua muslim kita harus bisa mengenalkan kepada anak-anak kita, siapa Allah dan mengapa kita wajib taat pada-Nya. Ketaatan itu bukan karena Allah adalah pencipta, dan pemilik kita, namun karena dengan taat kepada-Nya, hidup kita akan menjadi lebih baik dan bahagia. Sehingga anak tidak akan menganggap Allah sebagai sebagai “hakim” atau “pengawas” saja, tetapi sebagai zat yang memang kita butuhkan keberadaanNya.

Penanaman tauhid merupakan pondasi paling penting di dunia pendidikan Islam, dan tauhid harus diajarkan sejak Kecil. Dimulai dari usia sedini mungkin, anak perlu dikenalkan pada Allah sebagai Sang Pencipta. Mengenalkan dan mengajarkan pada anak untuk mengikuti perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah bukanlah hal yang mudah karena anak kecil belum dapat memahami apa yang kita utarakan. Oleh karena itu, dalam mengenalkan anak pada Allah perlu dilakukan secara perlahan dan bertahap, sesuai dengan usia mereka.

Berikut hal-hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengenalkan Allah kepada anak,

1. Mengenalkan Allah kepada anak secara bertahap berdasarkan usia mereka. Kita bisa mengenalkan Allah sejak anak dalam kandungan, dengan cara berzikir dan memperdengarkan ayat-ayat Alquran di dekat perut ibu.

Ketika anak lahir sering diperdengarkan ayat-ayat Alquran baik dibacakan oleh ibu maupun lewat murotal. Untuk anak yang sudah berusia di atas dua tahun, cara kita memperkenalkan Allah adalah dengan menunjukan benda atau makhluk ciptaan-Nya ketika anak berekplorasi dengan lingkungan.

2. Ceritakan kisah yang membahas keesaan Allah Ta’ala.
Dunia anak usia balita cenderung penuh imajinasi, mereka mudah mencerna informasi melalui sebuah cerita.
Orangtua bisa mengambil cerita atau kisah dalam Alquran untuk menanamkan nilai ketauhidan. Banyak sekali buku-buku referensi penunjang yang bisa menjadi pilihan. Namun orang tua harus jeli dan menghindari bacaan yang memuat unsur mitos, pluralisme dan liberalisme, karena saat ini banyak beredar buku bacaan anak-anak yang kontennya kurang tepat.

3. Mengajak anak untuk mengimplementasikan akidah dalam kehidupan.

Apabila anak kita belum balig, maka aktualisasi akidah ini bisa dilakukan dengan mengajak anak ikut mendirikan salat. Membawa mereka ketika beraktivitas di masjid, majelis taklim, dan sebisa mungkin ajak mereka untuk senantiasa mendengar bacaan Alquran dari lisan kedua orangtuanya.

Membiasakan anak perempuan memakai jilbab dan kerudung meskipun mereka masih kecil, sembari memahamkan bahwa jilbab dan kerudung adalah kewajiban bagi setiap muslimah.

4. Memberikan keteladanan.

Anak adalah peniru ulung, ketika kita ingin anak kita dekat dan mengenal Rabbnya, maka orang tua harus senantiasa berdekatan dengan Allah, mulai dari salat tepat waktu, sering murojaah, berdoa sebelum melakukan aktivitas, selalu menutup aurat ketika keluar rumah, sehingga anak akan mengikuti apa yang orang tua kerjakan.

5. Memahamkan bahwa Allah itu ada, dan selalu mengawasi kita.

Meski Allah tidak bisa terjangkau zatnya, tapi kita harus menanamkan kepada anak bahwa Allah itu selalu bersama dan menjaga kita. Kita bisa yakinkan mereka dengan menunjukkan ciptaan-Nya. Orang tua bisa mengajak anak mengamati tubuhnya, betapa sayangnya Allah yang telah menganugerahkan kedua tangan untuk memegang, kedua kaki untuk berjalan. Atau bisa mengamati lingkungan sekitar, Bunga yang indah dan harum, kupu-kupu yang cantik, semua adalah ciptaan Allah.

Mengenalkan Allah kepada anak perlu proses panjang, dan kesabaran ekstra namun ketika orang tua bisa bersabar dalam menikmati prosesnya, insyaallah akan berbuah manis, seperti yang di sebut dalam sebuah hadis.

Anas bin Malik Ra. Meriwayatkan, Aku mendengar Rasullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman, Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya.” (HR. Bukhari)

Wallahu a’lam bishshawab

 

[el/LM]

Please follow and like us:

Tentang Penulis