Banjir Melanda, Kita Dimana?

Oleh : Anna Ummu Fadan

(Ibu Rumah Tangga di Bantul)

LensaMediaNews – Bak air tak bisa dibendung. Ungkapan di tahun baru ini terkait ramainya obyek wisata. Banyak orang berbondong-bondong menuju tempat wisata yang nyaman, indah, dan pas dikantong. Seperti dilansir di berbagai media, dari malam pergantian tahun baru hingga berakhirnya liburan sekolah, pengunjung di berbagai tempat wisata khususnya di Jogja melonjak tajam.

Diungkapkan oleh Koordinator Unit Pelaksana Pantai Depok dan Pantai Parangtritis, “Dari liburan Natal hingga pergantian tahun baru 2020 pengunjung mencapai 25 ribu. Ini meningkat hingga 2-3 kali dari pengunjung biasanya.”

Sangat menakjubkan bukan. Akan tetapi di sisi lain ada bencana sedang melanda negeri. Seperti yang dialami saudara-saudara kita di Jakarta yang terkena musibah banjir. Menjadi kado memprihatinkan di awal tahun. Banjir yang membuat mereka harus terpaksa mengungsi. Banjir kini rata melanda Jabodetabek. Meskipun kabarnya kawasan ini tak pernah terkena banjir sebelumnya, kini tenggelam juga.

Berbeda jauh dengan kondisi saudara-saudara di sebagian wilayah Indonesia. Ada yang sedang happy. Karena mereka menghabiskan waktu liburan di akhir tahun dan liburan sekolah. Akan tetapi di lain wilayah saudara-saudara yang lain terkena musibah. Mereka butuh pertolongan kita. Mereka butuh uluran tangan juga doa kita.

Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi hal tersebut? Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT ke bumi melalui malaikat Jibril. Disampaikan pada Nabi dan Rasul Muhammad SAW untuk disebarkan ke seluruh umat manusia di penjuru dunia.

Sebagai seorang muslim, patutlah kita perhatikan Sabda Rasul Saw berikut,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi. Seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim].

Dan Firman Allah SWT,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat“.

Maka fenomena berlibur saat ini atas nama refreshing sejenak, menikmati dan menghabiskan pergantian tahun baru dan liburan sekolah, jika diniatkan karena ikut-ikutan saja maka Islam melarang (haram). Seolah tidak memikirkan nasib saudara kita yang sekarang membutuhkan uluran tangan. 

Baik secara kasat mata maupun doa. Akan tetapi sebaliknya, jika berlibur dalam rangka semakin menambah ketaatan pada Allah SWT, tidaklah mengapa. Syariat Islam tentu membolehkan. Sayangnya kebanyakan tidak demikian adanya.

Ironisnya negeri ini. Setiap tahun hal-hal mengejutkan menimpa rakyat. Seperti tarif listrik per Januari 2020 naik, iuran BPJS juga naik. Bahkan PDAM pun juga ikutan naik, dsb. Maka banjir yang melanda wilayah Jabodetabek perlu diperhatikan dengan serius.

Banjir adalah cara Allah SWT untuk mengonfirmasi dua hal. Pertama, kekuasaan-Nya. Bahwa Allah Ta’ala yang menurunkan hujan dan memberikan kekuatan pada air untuk mengalir menggenangi dataran rendah. Kedua, peringatan bagi hamba-Nya. Maksudnya adalah adanya kemungkaran yang dilakukan oleh ulah tangan manusia menjadi salah satu penyebab banjir.

Ketika banyak orang yang keberatan jika  dikatakan bahwa musibah ini adalah teguran Allah SWT pada manusia atas banyaknya maksiat dan dosa, mari kita renungkan dengan seksama Firman Allah SWT berikut yang artinya,

Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Ruum:41)

Wallahu a’lam bisshawwab.

 

[ln/LM] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis