Khilafah, Warisan Peradaban Gemilang

Oleh: Ita Mumtaz

 

LenSaMediaNews– Khilafah kembali difitnah. Kali ini penebarnya adalah seorang guru besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dede Rosyada. Beliau mengatakan bahwa jika khilafah itu dibiarkan berkembang, partisipasi masyarakat dalam politik akan sangat dibatasi. Karena sejarah khilafah yang baik, hanya pada masa Abu bakar, Umar, dan separuh pemerintahan Ustman bin Affan.

Selebihnya sudah dimiliki dinasti atau kerajaan, kekuasaan ada pada khalifah, dan rakyat tidak memiliki peran. Khilafah jelas kemunduran dalam kehidupan bernegara di zaman modern ini (Nu.or.id, 20/9/2019).

Ini sedikit fakta terkait output dunia pendidikan hari ini. Bahwa gelar Profesor keilmuan Islam yang dimiliki seseorang, nyatanya tidak menjamin ada kejernihan dalam berpikir dan ketinggian nafsiyah Islamnya.

 

Khilafah dan Kemajuan Peradaban.

Sesungguhnya ajaran Islam adalah sempurna dan paripurna. Tersebab kesempurnaanya, maka syar’iah dan hukum-hukum yang terpancar dari akidah Islam niscaya sesuai dengan segala zaman, situasi dan kondisi.

Khilafah adalah kewajiban syar’i sekaligus merupakan kebutuhan serta janji Allah. Karena dalil-dalil akan kewajibannya telah tersemat dalam Alquran dan hadis, terabadikan dalam kitab para ulama, digoreskan dengan tinta emas dalam sejarah perjalanan dakwah Rasulullah dan para sahabat.

Tidak ada nurani seorang berilmu pun yang mampu menyangkal bahwa Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam. KH. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa khilafah sebenarnya Islami karena memang pernah ada khilafah yang diterima para ulama.

Hanya saja, karena pengaruh berbagai propaganda licik, syariah Islam yang mulia ini dikatakan sebagai ancaman bangsa. Ma’ruf menyatakan bahwa khilafah harus ditangkal lantaran tidak sesuai dengan kesepakatan pendiri bangsa. Beliau menegaskan, paham dan gerakan ini harus dilawan sebab mengancam NKRI dan Pancasila.

Bukankah kita sudah bersyahadat? Ikrar ini mengikat kita untuk mengambil apa yang dibawa oleh Rasulullah dan meninggalkan apa-apa yang dilarangnya. Termasuk bagaimana Rasulullah mencontohkan tatanan dan pengelolaan sebuah pemerintahan.

Khilafah pun telah teruji dalam kurun waktu 13 abad membersamai umat. Khilafah senantiasa selaras dengan  perkembangan dan kemajuan zaman. Karena Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan telah merancang sedemikian.

Jika ada yang mengatakan bahwa khilafah adalah kemunduran, sesungguhnya dialah yang minim wawasan. Sejarah telah mencatat bagaimana cemerlangnya khilafah dalam keberhasilan melahirkan sosok-sosok hebat pendobrak peradaban. Sebuah kejayaan dan kemajuan kultur yang tiada tandingnya.

Dari rahim khilafah lahirlah ilmuwan besar dengan karya-karya luar biasa nan fenomenal sepanjang zaman. Para ilmuwan dan cendekiawan muslim dengan segala keunggulan dan kepakarannya di berbagai bidang telah memberikan banyak sumbangsih bagi kemajuan peradaban dunia.

Pada saat orang-orang Eropa masih tenggelam bersama kegelapan yang dalam, Islam telah lama menghadirkan peradaban mulia. Barat justru banyak belajar dari khilafah. Presiden Amerika Serikat tahun 2009-2017, Barack Obama telah mengakui bahwa dunia telah banyak berhutang pada Islam.

“Peradaban berhutang besar pada Islam. Islamlah—di tempat-tempat seperti Universitas Al-Azhar— yang mengusung lentera ilmu selama berabad-abad serta membuka jalan bagi era Kebangkitan Kembali dan era Pencerahan di Eropa.

Budaya Islam telah memberi kita gerbang-gerbang yang megah dan puncak-puncak menara yang menjunjung tinggi; puisi-puisi yang tak lekang oleh waktu dan musik yang dihargai; kaligrafi yang anggun dan tempat-tempat untuk melakukan kontemplasi secara damai. Sepanjang sejarah, Islam telah menunjukkan melalui kata-kata dan perbuatan bahwa toleransi beragama dan persamaan ras adalah hal-hal yang mungkin.” (http://jakarta.usembassy.gov.)

 

Khilafah Wajib Diperjuangkan

Membandingkan khilafah dengan segala kesempurnaan dan kemuliaan versus negara demokrasi. Betapa saat ini dengan rasa pedih kita menyaksikan berjuta problem kehidupan yang mendera negeri muslim terbesar ini.

Di tengah beragam masalah karena terjajah, sudah semestinya solusi khilafah menjadi anugerah. Karena masa depan peradaban dunia ada di tangan Islam, yakni khilafah. Kaum muslim sebagai pewaris hakiki  peradaban gemilang harus berupaya menghadirkannya kembali. Meski berbagai penolakan dan penyebaran citra buruk dilontarkan oleh musuh Islam.

Sesungguhnya apa yang mereka lakukan pada hakikatnya adalah berusaha memadamkan cahaya Allah. Perumpamaan yang demikian bagaikan seorang yang ingin menutup sinar matahari atau cahaya rembulan. Hal yang teramat mustahil, semata menuai sia-sia belaka.

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukainya” (QS at-Taubah 32).

Wallahua’lam bish-shawwab.

 

[Fa]

Please follow and like us:

Tentang Penulis