Kerusuhan di Wamena yang terjadi beberapa pekan terakhir menyisakan kesedihan dan trauma mendalam. Tercatat 30 orang tewas mengenaskan, ratusan lainnya luka-luka, dan 10 ribu warga mengungsi. Akibat kerusuhan tersebut kini terjadi kesenjangan antar warga Papua (yang tidak terlibat konflik) dan warga non-Papua dimana mereka saling curiga dan mawas diri.

Kita menyaksikan bahwa konflik di Papua bukanlah kejadian baru. Sudah sejak lama mereka menggaungkan isu pemisahan diri dari pemerintah Indonesia yang digalakkan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Terindikasi beberapa negara asing menjadi dalang di balik isu Papua merdeka ini. Namun pemerintah Indonesia seolah menutup mata dan meminta warga untuk saling memaafkan serta jangan dibesar-besarkan.

Di sisi lain seolah-olah negara justru sibuk mempermasalahkan umat Islam yg mencoba memberikan solusi dengan Islam. Jika saja pemerintah bersikap kritis dan mau membuka mata atas kasus di Papua, tentu akan lebih mudah menyelesaikannya.

Untuk itu kami mengimbau kepada pemerintah untuk bersikap adil dan bijaksana, pun terhadap kami umat Islam yang bersikap kritis dalam memandang berbagai masalah di Indonesia khususnya Papua. Islam dengan jelas memisahkan yang hak dan batil, serta tegas memberantas kemungkaran.

Dengan peraturan dan sistem Islam, negara akan memiliki filter yang kuat dalam membendung upaya jahat asing. Bahkan yang dibalut dengan kebaikan sekalipun. Dalam QS. Ali Imron ayat 53 Allah SWT berfirman yang artinya, “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya lalu Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

 

Nita Kurnia A

 

[LS/Ah] 

Please follow and like us:

Tentang Penulis