Kaum Muslimin, Umat yang Satu
Oleh: Isti Qomariyah
Reportase- Bertepatan dengan Bulan Dzulhijjah atau yang dikenal dengan Bulan Haji, Muslimah Peduli Perempuan dan Generasi, Kota Probolinggo menggelar acara Kajian Umum Muslimah (18/08/2019). Acara yang berlangsung di Rumah Inspirasi Perubahan Kota Probolinggo ini mengambil tema “Kaum Muslimin, Umat yang Satu”.
Acara yang dihadiri puluhan muslimah Kota Probolinggo dan sekitarnya ini dibuka oleh Ustadzah Retno Wahyu, S.E selaku moderator. Mengharapkan keberkahan, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh ananda Khonsa dan ananda Aisyah.
Ustazah Rini Darwati, SP selaku pemateri menjelaskan bahwa, “Ibadah haji merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan atas setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya. Hanya orang yang telah dipanggil oleh Allah Swt. yang akan memenuhi panggilan-Nya. Oleh karenanya setiap muslim hendaknya mengusahakan dengan sungguh-sungguh agar bisa menunaikan ibadah tahunan yang dilaksanakan di Mekkah ini.”
Ibadah haji juga merupakan simbol persatuan umat Islam. Sebab saat ibadah haji, seluruh umat Islam di dunia berkumpul. Jutaan orang melebur dalam satu waktu dan tempat yang sama, tanpa melihat suku, warna kulit maupun asal negara. Akan tetapi, persatuan yang terlihat saat ibadah haji, apakah bisa dikatakan persatuan hakiki? Berkumpul dan bersatunya mereka hanya sebatas ikatan spiritual tanpa adanya peraturan dan sistem yang mengikat mereka. Ketika mereka selesai ibadah haji dan kembali ke negeri asal, mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Seketika lepas pula ikatan diantara mereka sebab tersekat oleh batas wilayah.
Ustazah Rini pun memaparkan, bagaimana dengan keadaan saudara-saudara kita di luar sana seperti Rohingya, Myanmar, Palestina dan lainnya? Siapa yang mendengar keluhan mereka? Apa solusi yang bisa menyelesaikan permasalahan saudara-saudara muslim di luar sana?
Akibat tidak diterapkannya sistem Islam, kaum muslim tercerai berai. Umat Islam ibarat anak kehilangan induknya. Tidak ada perisai, tidak ada penjaga, dan tidak ada pelindung. Tidak ada jalan lain, selain dari mewujudkan kepemimpinan umum seluruh kaum muslimin yang akan menerapkan hukum-hukum dari Sang Pencipta dengan sangat adil. Sehingga terwujudlah persatuan umat yang hakiki.
Peserta semakin semangat menyimak pemaparan dari pemateri. Terbukti dengan berbagai pertanyaan dari ukhti Dyah yang bertanya tentang kriminalisasi dan frame jahat tentang Khilafah dan pengembannya. Dengan tegas ustazah Rini menjawab Bahwa Khilafah merupakan ajaran Islam. Terbukti banyak dalil dari Alquran dan hadits yang menyebutkan bahwa Islam harus diterapkan dan umat Islam akan memimpin dunia. Sebagaimana Alquran telah menyebutkan bahwa Alquran merupakan petunjuk bagi manusia dan bagi orang-orang yang beriman. Alquran akan bisa diterapkan secara totalitas jika ada institusi yang menerapkannya yakni Khilafah Islamiyah.
Saat kita mendakwahkan Islam pasti akan ada yang menentangnya karena ini juga terjadi saat Rasulullah dan para sahabat mendakwahkan Islam di Mekkah. Ketika saat ini pengemban ide Khilafah dikriminalisasi, tentu ini akibat dari pesanan musuh-musuh Islam yang tidak menginginkan umat Islam bersatu, sehingga mereka menggunakan berbagai upaya untuk menghambatnya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya yang tidak pernah berhenti mendakwahkan Islam, kita pun juga harus demikian. Kita yakin bahwa Khilafah adalah ajaran Islam, perintah Allah dan kabar gembira dari Rasulullah.
Oleh karena itu agar terwujud persatuan hakiki, tentu dengan mewujudkan persatuan umat tak hanya di dalam ibadah haji, namun dengan sebuah institusi. Khilafah Islamiyah yang bisa menyatukan seluruh umat Islam di dunia dengan ikatan yang hakiki. Sehingga umat memiliki pemikiran dan perasaan yang sama dalam aturan yang sama yaitu syariah Islam.
[LS/LNr]