Saat ini sebagian kaum muslim di seluruh penjuru negeri sudah mulai memasuki tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Berbagai ras dan etnis berkumpul menjadi satu. Dengan tujuan yang sama, yaitu untuk meraih ridho Allah. Perbedaan bahasa, kebangsaan dan tanah kelahiran tak menjadi penghalang. Semua bersatu dalam kalimat tauhid “Laa ilaahaillalloh muhammaddarasululloh”.

Dalam ibadah haji, semua ritual yang dilakukan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Butuh pengorbanan tenaga, harta dan pikiran. Semua dilakukan dalam rangka memenuhi ketaatan, ketundukan dan kepasrahan seorang hamba pada Sang Pencipta, Allah SWT.

Saat berpakaian ihram, semua tampak sama. Tak ada sekat antara si kaya dan si miskin. Tak ada lagi yang mempermasalahkan asal mereka dari Asia, Afrika, Eropa, Amerika atau Australia. Semua saling tolong menolong. Saling berbagi. Saling menebar senyum dan berkomunikasi meski kadang hanya dengan isyarat. Sungguh indah momen haji ini.

Sayangnya, momen seperti ini tidak berlangsung lama. Hanya terjadi di tanah suci saat ibadah haji saja. Seharusnya suasana seperti ini menyelimuti seluruh penjuru negeri-negeri muslim. Dan hal ini hanya akan terwujud dengan hadirnya sosok pemimpin. Seorang khalifah. Yang akan menyatukan seluruh negeri-negeri muslim dalam naungan khilafah. Sehingga tidak ada lagi sekat-sekat nasionalisme. Tidak ada lagi pembantaian berkepanjangan di sudut-sudut negeri muslim. Sedangkan saudara muslim di sudut negeri yang lain berpangku tangan karena tak berdaya. Seperti yang terjadi saat ini. Karena sesungguhnya muslim itu satu tubuh. Jika satu bagian sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lain.

Wallahua’lam bishowab.

 

Ria Asmara, Bogor.

 

[Lm/Hw/Fa]

Please follow and like us:

Tentang Penulis